CoViD-19 “Made in” Laboratorium Amerika Serikat

“Itu berdasarkan fakta. Pada Agustus 2019, dokter dari Taiwan mencatat. Ada pasien di AS menderita pusing dan sesak napas. Dia menulis laporan kepada pejabat AS, bahwa penyebab kematian pasien itu diduga karena virus corona. Tetapi peringatan itu diabaikan oleh pejabat Amerika.“

“ Terus…”

“Pada bulan September 2019, warga Jepang di Hawaii terinfeksi virus corona. Padahal dia belum pernah ke China. Artinya infeksi ini terjadi di AS jauh sebelum terjadi wabah di Wuhan. Berdasarkan data Agustus 2019, kematian pasien akibat virus itu sekitar 10 ribu orang di 22 negara bagian AS.“ [Japanese man diagnosed with coronavirus after visiting Hawaii – thejakartapost]

“Loh katanya yang saya baca dari media massa itu flu Amerika yang menyerang perokok vaping.”

“Itu ulah propaganda dari konglomerasi pabrik rokok. Mereka gunakan tangan American Medical Association untuk membunuh bisnis vaping, dengan mengatakan bahwa penyebab kematian adalah aktifitas vaping dari rokok elektrik. Sehingga bisnis rokok konvensional tetap primodana.”

“Yang aku tahu dari media massa, kan sebelum peristiwa kematian pasien itu, CDC (Centers for Disease Control and Prevention), telah menghentikan bio-lab Militer AS di Fort Detrick, Maryland, karena tidak adanya perlindungan terhadap kebocoran patogen,” kataku mencoba membantah hubungan Bio Lab dengan keberadaan virus itu. [Deadly Germ Research Is Shut Down at Army Lab Over Safety Concerns – nytimes]

Lijian Zhao 赵立坚

@zlj517

2/2 CDC was caught on the spot. When did patient zero begin in US? How many people are infected? What are the names of the hospitals? It might be US army who brought the epidemic to Wuhan. Be transparent! Make public your data! US owe us an explanation!

Video terlekat

15,5 rb

Info dan privasi Iklan Twitter

“Nah itu semakin memperkuat teori. Bisa jadi memang CDC sudah mengetahui terjadi kebocoran Lab itu. Makanya mereka tutup. Untuk cuci tangan.”

“ Okelah. Tetapi aku masih belum bisa menerima teori kamu itu.”

“Selanjutnya, kamu perhatikan. Pada bulan Oktober 2019, di media massa China, ada berita tentang Pertandingan Militer Dunia atau The World Military Games (WMG) yang diselenggarakan di Wuhan, China (The 7th CISM World Military Games, Wuhan 2019). Lima atlit dari 200 atlit AS yang ikut dalam WMG dirawat di rumah sakit di Wuhan.”

The Pentagon sent 17 teams with more than 280 athletes and other staff members to the Military World Games in Wuhan, China, in October.

The Pentagon sent 17 teams with more than 280 athletes and other staff members to the Military World Games in Wuhan, China, in October. 2019 (nytimes.com). Credit: Reuters.

“Apa penyakitnya?”

“Terinfeksi virus. Tapi apa jenis virusnya, waktu itu belum diketahui kepastiannya. Event ini berakhir, tepat 2 minggu sebelum kasus Wuhan merebak. Atau tepatnya awal November 2019. Nah anehnya, pada waktu event WMG digelar, juga berlangsung “event 201” di John Hopkins Center for Health Security di kampus Institute John Hopkins yang terletak di Baltimore, Maryland AS. Ajang 201 tersebut disokong penuh oleh Bill and Melinda Gates Foundation, Big Pharma (GAVI) dan nggak ketinggalan World Economic Forum (WEF).”

Event 201, simulasi latihan pandemi tingkat tinggi untuk menggambarkan upaya kesiapsiagaan yang diberi kode “nCov-2019” (source)

“Pada acara itu, diadakan simulasi latihan pandemi tingkat tinggi yang diberi kode “nCov-2019“. Padahal ketika itu istilah dan kode nCov-2019 belum ada. Bagaimana mereka tahu? [Event 201, a pandemic exercise to illustrate preparedness efforts – centerforhealthsecurity]

Gilanya, pada simulasi tersebut diskenariokan 65 juta total kematian di seluruh dunia! Dan efeknya hingga membuat pasar keuangan internasional ambles sekitar 15%.