Laporan: Islamisasi di Papua Semakin Mengkhawatirkan

Misalnya, umat Islam baru-baru ini membangun pusat kegiatan Muslim dan pemakaman Muslim yang terletak di tanah yang lebih tinggi daripada  pemukiman dan sumber air selama ribuan tahun.

UCAnews melaporkan beberapa orang menganggapnya sebagai tanda tidak hormat dan upaya untuk menunjukkan superioritas agama mereka sementara yang lain khawatir tentang dampak lingkungan yang bisa ditimbulkannya.

“Pemakaman itu bisa mencemari air minum kami,” kata Kossy.

Orang-orang Kristen semakin merasa tidak senang ketika jalan menuju tempat suci Kristen yang populer rusak selama pembangunan gedung-gedung Islam di daerah itu. Selanjutnya, saat pusat Islam tersebut dibangun, muncul masalah lain: suara keras dari masjid-masjid terdekat ketika panggilan untuk salat dikumandangkan.

Marianus Yaung, seorang warga Kabupaten Jayapura, mengatakan bahwa umat Muslim yang datang ke wilayah itu sering gagal menghormati ritual atau cara-cara masyarakat setempat.

“Mereka datang dan membangun apa pun yang mereka inginkan,” kata Yaung kepada UCAnews.com, mengutip konstruksi masjid Al Agshan yang kontroversial di Sentani.

Masjid yang dibangun lebih tinggi dari bangunan gereja di daerah sekitarnya, menyebabkan orang Kristen memprotes.

“Mereka seharusnya mendiskusikan rencana mereka terlebih dahulu dengan warga setempat, tetapi mereka tidak, yang telah ditafsirkan sebagai tanda tidak hormat,” kata Yaung dalam laporan UCAnews.