Tinjauan Sejarah, Politik Etnis Cina di Indonesia

Ahok sebagai pionir kepemimpinan etnis Cina disebut-sebut sebagai Lee Kuan Yew muda yang dianggap berhasil memerdekakan Singapura dari Malaysia, merupakan pahlawan etnis Cina di Singapura. Sementara tokoh nasional beretnis Cina juga sudah banyak, seperti Setya Novanto (Ketua Umum Golkar dan Ketua DPR-RI), Marie Elka Pangestu (Menteri Perdagangan RI era Susilo Bambang Yudhoyono), Thomas Lembong (Kepala BKPM), Hari Tanoesudibjo (pendiri Partai Perindo), Rusdi Kirana (Wantimpres, Dubes RI di Malaysia), Jan Darmadi (pendiri Partai Nasdem, Wantimpres), Kwik Kian Gie (Menko Perekonomian era Megawati Soekarnoputri), Amir Syamsuddin (Menkumham era SBY 2009-2014), Ignasius Jonan (Menteri Pehubungan/ESDM era Joko Widodo) dan Enggartiasto Lukito (Menteri Perdagangan era Joko Widodo dan juga pendiri Partai Nasdem).

Khusus di pemerintahan Joko Widodo yang orientasinya lebih condong ke Cina dengan pembangunan infrastruktur dalam Skema OBOR (One Belt One Road), sayangnya, juga tidak dimanfaatkan optimal untuk kepentingan bangsa Indonesia.

Sampai saat ini, baru USD 9 miliar investasi Cina untuk pemerintah Indonesia, padahal negara-negara Asia lainnya sudah di atas USD 15 miliar. Sementara, biaya politik sangat besar karena AS sebagai partner strategis di era Orde Baru hingga era SBY merasa ditinggalkan, apalagi setelah kasus Freeport belum juga ada titik temu.

Ibaratnya, pemerintahan Joko Widodo sudah terlanjur dicap berorientasi Cina tapi belum bisa memanfaatkannya secara optimal, seperti istilah: “belum makan sudah membayar”.

Pertanyaannya, apakah di saat likuiditas APBN yang kering saat ini karena defisit anggaran dan tidak tercapainya pemasukan dari pajak, Cina akan membantu sebagai “Dewa Penolong” atau sebagai juragan baru?[kl/ts]

source link

https://m.eramuslim.com/resensi-buku/konspirasi-penggelapan-sejarah-indonesia-eramuslim-digest-edisi-10.htm