3 Ketum Parpol serukan Jokowi 3 periode, Pengamat: Mereka punya kasus, takut dibongkar Luhut!

Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim memiliki big data terkait wacana penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi. (Foto: Hops.Id)

eramuslim.com – Pengamat Politik Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin, menguak alasan tiga Ketua Umum Partai Politik (Parpol) menyerukan perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi hingga 3 periode.

Aksi itu ditengarai adanya kasus terselubung dari ketiga ketua umum parpol yang dijadikan ancaman oleh Luhut dan Jokowi.

Ujang mengatakan, sebab ketiga ketua umun parpol itu bermasalah, mereka takut kasusnya dibongkar oleh Luhut.

Mereka pun terpaksa patuh terhadap apa yang diperintahkan oleh Luhut. Termasuk mendukung perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi.

“Mereka-mereka ketua umum yang setuju itu kan punya kasus, kasusnya dipegang oleh Jokowi, dipegang oleh Luhut, jadi mereka tidak bisa berkutik apa-apa,” kata Ujang kepada wartawan, Selasa, 5 April 2022.

Kendati demikian, Ujang memilih bungkam siapa nama-nama ketua umum Parpol tersebut. Namun, jika diselisik lagi ke belakang, ada tiga ketum Parpol yang getol menyuarakan isu penundaan pemilu 2024.

Mereka adalah Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.

Sikap ketum parpol ini, menurut Ujang, bertolak belakang dengan sikap pendiri Partai Ummat, Amien Rais, yang belakangan sempat ramai karena secara blak-blakan memberikan sindiran keras kepada Jokowi dan Luhut hingga berani menyebut keduanya mengidap sindrom narsistik dan megalomania.

Ujang menilai kalau sikap berani Amien Rais itu lantaran merasa dirinya tidak bisa disetir Luhut, pun minim jejak-jejak kasusnya.

“Orang yang mengkritik itu kan biasanya orang yang berani dan relatif sedikit kasusnya. Ketika dicari-cari kasusnya pun sedikit, walaupun setiap manusia pasti ada,” ujar Ujang.

Ujang pun berharap Jokowi dan Luhut tidak egois dengan mengorbankan bangsa dan negara hanya demi mencapai kepentingan kelompoknya.

“Saya sih berharap Jokowi dan Luhut jadi negarawan, jangan karena kepentingan mereka sesaat lalu mengorbankan bangsa ini dengan alasan pembenaran-pembenaran seolah-olah didukung elit, seolah-olah didukung oleh rakyat, mahasiswa, dan lain-lain itu,” ucapnya.