Angola Lockdown, Rakyat: Kami Lebih Takut Mati Kelaparan Ketimbang Corona!

Beberapa hari setelah pemerintah mengumumkan keadaan darurat dan menerapkan batasan-batasan pada 26 Maret, kerumunan warga tetap terjadi di pasar-pasar, depan toko-toko, atau tempat-tempat pengambilan air bersih di Luanda.

Presiden Joao Lourenco telah melarang bepergian, pertemuan dan aktivitas publik seiring negeri itu melaporkan 10 kasus positif virus corona dengan dua kematian.

“Situasi ini menuntut pengorbanan dari semua warga, yang hak-hak dan kehidupan sosial dan profesionalnya harus dibatasi,” ujar Lourenco dalam pidatonya pekan lalu.

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Eugenio Laborinho melaporkan bahwa 1.209 orang telah ditahan dalam beberapa saja. Lebih dari 1.000 orang di antaranya ditahan karena masuk ke Angola setelah perbatasan ditutup pada 27 Maret lalu, dan 189 orang ditahan karena melanggar keadaan darurat.

“Polisi tidak berada di lapangan untuk menyenangkan orang-orang atau membagikan coklat,” cetus Laborinho kepada para wartawan. “Orang-orang keras kepala, mereka tahu mereka harus tinggal di rumah,” imbuhnya.[dtk]