Defisit Ganda; Makro Jeblok Dan Dompet Pemerintah Minus

Defisit APBN berarti pendapatan negara dari pajak dan non pajak sudah tidak sanggup lagi membiayai pengeluaran pemerintah.

Sementara arus modal masuk dari utang luar negeri dan investasi asing yang selama ini menjadi andalan pemerintah, tidak dapat menutupi jumlah arus modal keluar yang jauh lebih besar besar yang mengalir ke luar sebagai keuantungan investasi asing langsung, investasi asing tidak langsung atau investasi portofolio dan bunga utang luar negeri.

Berapa jumlah arus modal keluar sebagai keuantungan asing di Indonesia? Jumlahnya terlihat dari nilai defisit pendapatan primer yang merupakan kontributor terbesar defisit transaksi berjalan.

Menurut data Bank Indonesia, nilai defisit pendapatan primer tahun 2018 adalah sebesar -30,420 miliar dolar AS atau jika dirupiahkan mencapai Rp -431,95 triliun.

Di dalam defisit pendapatan primer tersebut terdapat defisit yang diakibatkan oleh pembayaran atas jasa jasa asing yakni senilai -7,101 miliar dolar AS atau dalam rupiah senilai Rp 100,84 triliun.

Itu berarti semakin banyak investasi asing yang masuk ke Indonesia, maka pada saat yang sama semakin besar keuntungan yang akan dikirim ke luar negeri.

Semakin besar utang pemerintah dan swasta yang masuk ke Indonesia, maka lebih besar lagi yang dikirim ke luar negeri untuk pembayaran bunga.

Semakin besar tambahan utang pemerintah Indonesia, maka lebih besar lagi bunga dan utang jatuh tempo yang harus dibayarkan pemeritah kepada pemberi utang.

Sementara itu pemerintah tidak mungkin untuk meningkatkan pendapatan Negara dari penerimaan pajak maupun penerimaan bukan pajak. Mengapa? kapasitas ekonomi nasional yang tidak bertambah, sehingga obyek pajak pun tidak bertambah.