Catatan Asyari Usman: Kini VOC Masih Ada…

Eramuslim – Penjajahan resmi Belanda atas Indonesia lebih dulu dirintis oleh kedatangan perusahaan (kongsi) dagang yang disebut Vereenigde Oostindische Compagnie. Dalam sejarah nasional Indonesia, kongsi dagang itu sangat tersohor dengan singkatan VOC. (Note: Vereenigde=persatuan atau kongsi; Oostindische=India Timur, yaitu sebutan untuk Indonesia; dan Compagnie=perusahaan atau perdagangan atau dagang).

Itulah VOC, Kongsi Dagang India-timur atau Persatuan Dagang Indonesia. Di sekitar inilah pengertiannya.

Jadi, yang mula-mula datang menjajah Nusantara ini adalah konglomerat. Tapi, bukan konglomerat biasa. Pemerintah Belanda memberikan wewenang kepada VOC untuk memiliki tentara sendiri guna memuluskan penindasannya di daerah-daerah penghasil rempah-rempah di Indonesia. Waktu itu, rempah-rempah adalah komoditas yang setara dengan migas sekarang ini.

Kerja paksa dan pembunuhan semena-mena adalah ciri utama operasional VOC di negeri yang “mudah diatur” ini. Negeri yang menyimpan kekayaan luar biasa baik di atas permukaan maupun di bawah permukaan buminya.

VOC-lah yang menjadi pondasi kuat penjajahan Belanda di Indonesia. Bahkan, konglomerat Belanda ini lebih lama menjajah Indonesia ketimbang negara Belanda sendiri. VOC hadir di Batavia (Jakarta) pada 20 Maret 1602, dan menyerahkan kekuasaan kepada Belanda pada 17 Maret 1798. Persis 200 tahun. Kemudian, Belanda melanjutkan penjajahan sekitar 150 tahun berikutnya.