Jokowi Diambang Kekalahan?

Sambutan yang jauh lebih meriah terjadi ketika Prabowo menggelar kampanye terbuka di lapangan Karebosi Makassar. Massa tumpah ruah. Dia didampingi oleh pengusaha Erwin Aksa, keponakan Wapres Jusuf Kalla.

Makassar sebelumnya bukan kota yang ramah bagi Prabowo. Pada Pilpres 2014 Prabowo-Hatta kalah telak dari pasangan Jokowi-Jusuf Kalla. Di kota Makassar Prabowo hanya mendulang 29, 43 persen. Jokowi memperoleh 70, 53 persen.

Militansi pendukung ini juga menjelaskan mengapa elektabilitas Jokowi turun dan elektabilitas Prabowo naik. Dibandingkan dengan survei bulan Oktober 2018, Jokowi turun 3,4 persen, Prabowo naik 4,7 persen.

Faktor lain yang juga sangat berpengaruh adalah angka mereka yang memutuskan tidak memilih alias golongan putih (Golput). Kubu Jokowi dihantui banyaknya pendukung yang tidak akan memilihnya kembali.

Membalikkan Situasi

Apakah Jokowi dan pendukungnya bisa membalikkan situasi dalam waktu yang tersisa? Bila melihat militansi pendukungnya agaknya sangat sulit. Jokowi juga tidak bisa mengandalkan dukungan parpol pendukungnya.

Parpol pendukung Jokowi mulai dilanda perpecahan dan saling serang. PDIP dan Golkar terlibat ribut-ribut dengan PSI, PPP juga terlibat perang mulut dengan PKB.

Selain konflik internal, parpol pendukung juga fokus menyelamatkan elektabiltas masing-masing. Beberapa partai seperti PSI, Perindo, dan PPP diprediksi tidak akan lolos parliamentary threshold. Boro-boro berpikir mendongkrak elektabilitas Jokowi. Mereka fokus menyelamatkan diri masing-masing.

Jokowi juga sangat sulit berharap bisa mengandalkan mesin birokrasi dan lembaga kepolisian, seperti yang selama ini dicurigai. Eksperimen yang dilakukan oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo terbukti gagal.

Ahad (17/3) Ganjar menggelar Apel Kebangsaan di alun-alun Simpang Lima, Semarang. Dengan menggunakan APBD Rp 18 miliar, dia memerintahkan para kepala daerah untuk mengerahkan massa. Sejumlah artis top ibukota termasuk Group Band Slank dihadirkan. Namun acara dukungan kepada Jokowi berkedok apel kebangsaan itu gagal.