Kapal Perang Asing Merapat di Indonesia Untuk Operasi NEO?

Salah satu dugaan yang menyeruak di kalangan pemerhati militer adalah kemampuan HMAS Canberra melakukan operasi militer selain perang (OMSP) yang dikenal dengan NEO (non-combatant evacuation operation). 

NEO adalah operasi evakuasi warga sipil keluar dari daerah konflik. Sebagai kapal pendarat yang bentuknya mirip sekali dengan kapal induk ini, HMAS Canberra memiliki kemampuan angkut orang sangat besar. Dengan helikopter-helikopter angkut yang dibawanya (dan bisa ditambah didatangkan dari Australia jika diperlukan), tentu mampu dengan cepat mengevakuasi warga Australia dari Jakarta. Bukan perkara sulit bagi armada HMAS Canberra.

Australia tentu belum lupa kerusuhan besar-besaran yang melanda Jakarta 21 Mei 1998. Meskipun baru dugaan yang belum tentu benar, dimaklumi saja kehadiran HMAS Canberra. Toh itu juga bagian dari kepedulian dan tanggung jawab pemerintah Australia terhadap warga negaranya yang sedang berada di Indonesia, khususnya Jakarta. Kalaupun bukan untuk bersiaga NEO, sandarnya HMAS Canberra sudah memberi pesan sendiri: kesiagaan.

Tak jauh dari Indonesia, alutsista berupa kapal perang lain yang juga dekat dengan Nusantara adalah kapal induk Perancis, Charles de Gaulle (R91) yang bertenaga nuklir.

Charles de Gaulle memang tidak merapat ke pelabuhan Indonesia. Namun kehadirannya sontak menyedot perhatian publik, manakala tujuh jet tempur Rafale-M yang dibawanya terpaksa mendarat darurat di Aceh, beberapa hari lalu.