Kementan Sebut Harga Telur Ayam Naik Gegara Libur Panjang dan Bansos

Eramuslim – Harga telur ayam dalam sepekan terakhir naik menjadi Rp 32.000 per kg, jauh di atas harga acuan yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 22.000 per kg.

Kementerian Pertanian (Kementan) menyampaikan bahwa kenaikan harga telur ayam yang terjadi dalam sepekan terakhir bukan karena stok telur yang menipis.

Berdasarkan data Kementan, produksi telur ayam pada Januari hingga Mei 2018 ada sebanyak 733.421 ton. Sementara kebutuhan telur dari Januari hingga Mei 2018 tercatat sebanyak 723.508 ton. Ada surplus sebanyak 10.913 ton.

Di bulan Juni, Kementan mencatatkan surplus pasokan telur ayam sebesar 2.284 ton. Adapun produksi telur ayam di Juni 2018 sebanyak 153.450 ton dan kebutuhan telur ayam 151.166 ton.

Kementan menduga, kenaikan harga telur ayam ini terjadi karena beberapa faktor, salah satunya adalah Program Bantuan Pemerintah Non Tunai Kementerian Sosial dan juga bantuan telur bagi warga DKI Jakarta lewat KJP yang dipelopori oleh Pemerintah DKI Jakarta.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, I Ketut Diarmita, mengatakan bahwa dua program bantuan ini menyebabkan pasokan telur dari Sentra Produksi Telur seperti di peternak Blitar ke Jabodetabek yang semula berjumlah 1 rit saat ini bisa menjadi 3 hingga 4 rit.

“Itu baru dari satu peternak saja,” katanya kepada kumparan, Senin (16/7).

Selain itu juga, bagusnya harga daging ayam pada saat Lebaran membuat banyak peternak melakukan afkir dini (pemotongan) ayam petelur untuk dijual dagingnya.

Pelarangan antibiotics growth promoters (AGP) pada telur ayam dalam negeri juga membuat telur tidak memiliki residu antibiotik. Hal ini membuat harga telur ayam juga menjadi mahal.