Koruptor Merajalela dan Utang RI Makin Bengkak, Dai Papua: Kok Tak Ada Pansus? Mau Bubarkan NKRI?

Sebelumnya, ekonom senior Rizal Ramli menyebut Menkeu telah bekerja sebagai kreditor yang merugikan rakyat dan bangsa Indonesia.

“Ini kinerja Menkeu “Terbalik”, semakin banyak meminjam dengan yield paling tinggi! Menkeu “Terbalik” bekerja untuk kreditor, merugikan rakyat dan bangsa Indonesia. Cc. @jokowi,” tulis Rizal di akun @RamliRizal.

@RamliRizal memaparkan data yield obligasi (imbal hasil) negara di Asia untuk tenor 10 tahun. Di mana Indonesia menduduki posisi paling tinggi yield obligasi negara Asia, yakni 6,93%.  Di bawah Indonesia, yield obligasi Filipina mencapai 4,68%.

Hingga akhir 2019, posisi utang Pemerintah RI mencapai Rp 4.778 triliun. Jika dibandingkan dengan posisi utang di periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 4.418,3 triliun, maka sepanjang tahun 2019 utang pemerintah bertambah sebesar Rp359,7 triliun.

Menkeu Sri Mulyani Indrawati berdalih, rasio utang yang sebesar 29,8 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) tersebut masih terjaga aman.

Sri menyebut, UU No 17 Tahun 2013 tentang Keuangan Negara dijelaskan, bahwa rasio utang pemerintah diperbolehkan hingga menyentuh 60 persen dari PDB.

“Rasio utang Indonesia terjaga di 30 persen. Kalau dibandingkan dengan negara lain kita masih cukup hati-hati,” kata Sri Mulyani kepada media (07/01).(end/itd)