Maraknya Pamer Harta di Media Sosial, Buya Yahya: Itu Sombong

eramuslim.com – Pemberitaan heboh di publik soal terungkapnya harta kekayaan keluarga pejabat menjadi sorotan netizen yang gemas dengan perilaku tersebut.

Baru-baru ini terungkap lagi seorang istri dari pejabat Kementerian Sekretaris Negara (Kemensetneg) Esha Rahmansah Abrar yang ketahuan pamer harta kekayaan di sosial media hingga viral.

Hal tersebut dibuktikan dengan tersebarnya bukti berupa foto yang diposting dalam akun Instagram pribadinya, seperti membeli mobil, memakai gelang berkemilauan, foto bersama mobil dan lain-lain.

Dilansir Harian Haluan, terdapat sebuah foto tangkapan layar yang didapat dari Instagram Story pemilik akun @vhia_esa yang menampilkan surat pembelian mobil.

Disebutkan dalam caption-nya bahwa ia mengaku tidak sengaja membeli mobil karena warnanya yang menarik.

“Masha Allah baru kali ini beli mobil nggak diniatin gegara terpesona lihat mobil kuning di Jalan Lenteng Agung tadi siang,” tulisnya.

Ternyata perilaku pamer harta yang dilakukan dengan sengaja untuk meraih simpati orang lain dapat dikategorikan sebagai sifat sombong.

Menurut pandangan Yahya Zainul Ma’arif atau yang akrab disapa Buya Yahya, ia mengatakan bahwa perilaku seseorang yang suka pamer harta dalam urusan duniawi disebutnya sebagai perilaku sombong.

Namun sombong bukan berarti seseorang juga dapat dikategorikan sebagai riya’. Karena pengertian riya’ disebut Buya Yahya ialah perilaku pamer amal ibadah di depan manusia.

“Kalau pamer dunia itu bukan riya’, termasuk wilayah jelek lagi, namanya sombong,” ujar Buya Yahya, dikutip harianhaluan.com dari Youtube Al-Bahjah TV pada 19 Maret 2023.

Dijelaskan lebih mendetail, dikatakan sombong apabila terdapat sikap bangga yang ditunjukkan seseorang setelah memiliki sesuatu kemudian bertujuan ingin mendapat pengakuan serta dipuji.

“Pamer itu kan bangga, sebab kalo gak bangga gak akan dipamerkan,” imbuhnya.

Ia pun memiliki nasihat kepada orang-orang yang apabila sedang diberikan kekayaan hendaknya tetap bersikap tawadhu’ atau rendah hati.

“Kalau Allah memberikan kita kekayaan jangan sampai membuat kita menjadi terlena (akan kekayaan duniawi), lalu kita menjadi sombong,” ujar pria pengasuh Lembaga Pengembangan Da’wah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah, Cirebon Jawa Barat.

Dijelaskan oleh Buya Yahya terdapat tiga alasan mengapa manusia hendaknya bersikap tawadhu dan dilarang untuk sombong lalu mendatangkan musibah.

Pertama yaitu mengundang orang lain berbuat jahat, lalu yang kedua bisa saja menyakiti perasaan orang yang tidak punya sesuatu yang dimilikinya.

Ia juga menyampaikan sudut pandang bahwa orang yang berperilaku sombong disebut telah niat dan merencanakan untuk pamer.

“Kalau ternyata punya mobil, diberi Allah mobil bagus ya sudah. Nggak usah pamer, ya pamer itu kan anda niat,” pungkasnya.

 

 

 

 

 

[Sumber: Harianhaluan]

Beri Komentar