Meski Angka Kematian Akibat Kanker Masih Tinggi, Penderita Masih Punya Harapan Sembuh

Penyakit kanker masih menjadi penyakit yang ‘mematikan’ di dunia dan jumlah penderitanya terus meningkat dari tahun ke tahun. Data dari Union Internationale Contre le Cancer (UICC) dan WHO menyebutkan, pada tahun 2004 angka kematian akibat kanker diperkirakan mencapi 7 juta orang, dua kali lebih banyak dari angka kematian yang disebabkan HIV/AIDS.

Sampai sekarang jumlah penderita kanker di seluruh dunia mencapai 7 juta orang, bahkan UICC memperkirakan jumlah penderita kanker di negara berkembang pada tahun 2020 bisa mencapai 10 juta orang, dengan 16 kasus baru setiap tahunnya. Apalagi penyakit kanker bisa menyerang siapa saja, tidak mengenal kelas sosial ekonomi, jenis kelamin dan usia penderita.

Angka kematian akibat penyakit kanker diperkirakan juga akan terus bertambah, karena kecenderungan pasien memulai pengobatan ketika penyakit kankernya sudah pada stadium lanjut.

Salah satu yang menjadi perhatian dunia saat ini adalah anak-anak yang menderita penyakit kanker. Karena penyakit kanker ternyata menjadi penyebab kematian tertinggi dari 160.000 anak yang diagnosa menderita kanker. Angka kematian anak-anak akibat kanker di negara berkembang mencapi 60 persen, sementara di negara maju 25 persen. Untuk itu tema yang diambil dalam peringatan Hari Kanker Sedunia yang baru pertama kalinya diperingati pada tahun 2006 ini dan jatuh pada 4 Februari kemarin adalah ‘My Child Matters’.

Penyakit Kanker di Indonesia

Di Indonesia, penyakit kanker juga menjadi salah satu masalah kesehatan yang cukup penting, karena angka kejadian dan jumlah kematian akibat kanker terus meningkat setiap tahunnya.

Dari hasil Munas terakhir Yayasan Kanker Indonesia, ditetapkan 10 jenis kanker yang angka kejadiannya cukup besar di Indonesia, yaitu kanker leher rahim, kanker payudara, kanker hati, kanker paru, kanker kulit, kanker nasofaring, kanker kolorektal, limfoma malignum, leukimia dan trofoblas ganas.

Menurut Dr. Mellissa S Luwia, MHA, ketua panitia hari kanker sedunia 2006 di Indonesia, persoalan penyakit kanker di Indonesia karena kurangnya pemahaman masyarakat bahwa sebenarnya kanker bisa disembuhkan bila diketahui sejak dini dan segera diobati. Ini terbukti dari banyaknya penderita kanker yang berhasil sembuh, karena penyakitnya terdeteksi sejak dini dan disiplin menjalani pengobatan.

Natarini, adalah mantan penderita penyakit kanker yang berhasil mengalahkan penyakit ganas itu, meski harus menjalani pengobatan panjang berupa kemoterapi dan radiasi selama 3 tahun lamanya. Dalam pengakuannya disela-sela acara Dialog Interaktif dan Media Gathering bertema Kanker pada Anak dan Perempuan pada Sabtu (18/3) kemarin, Natarini yang terdiagnosa menderita leukimia mengungkapkan, "Mulanya saya putus asa, karena setahu saya penderita leukimia itu sulit tertolong. Tapi saya bertekad, saya harus sembuh."

Natarini mungkin beruntung karena penyakit leukimianya terdeteksi ketika masih stadium satu, sehingga dengan pengobatan yang intensif, Natarini berhasil sembuh. "Berkat ridho Allah dan dukungan keluarga, akhirnya saya sembuh," kata Natarini dengan wajah ceria.

Deteksi dini kanker bisa dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala. Kanker yang bisa terdeteksi dini antara lain kanker leher rahim, kanker payudara dan kanker kulit. Selain itu, para dokter ahli kanker di Yayasan Kanker Indonesia menyarankan agar membiasakan diri menerapkan pola hidup sehat. (ln)