Non-muslim pun Bisa Mondok Gratis di Ponpes Ini

Meskipun beragama Hindu, mereka ditempatkan di kamar yang sama dengan santri muslim. Tidak ada sekat. Semua bisa membaur tanpa memandang asal dan agama. “Secara psikologi, juga tidak ada kendala. Santri muslim sangat senang dan membaur dengan nonmuslim,” terang dia. Meski anak nonmuslim minoritas, tidak ada santri muslim yang merundung. “Di sini, semua saling menghormati,” ungkapnya.

Mengapa Pesantren Hati menerima siswa nonmuslim? Menurut Rozi, pondok yang didirikan Hasan Aminuddin itu ingin mempraktikkan Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Konsep tersebut diajarkan oleh para ulama sejak dulu.

“Semua bergandengan satu sama lain meskipun berbeda agama,” terangnya. Selain itu, Pesantren Hati didirikan karena kepedulian pada pendidikan anak. Dia mengatakan, di tahun pelajaran baru ini, siswa nonmuslim dipastikan bertambah. “Terus akan kami terima. Kami akan menerima dengan tangan terbuka,” tandasnya.

Sementara itu, Hasan Aminuddin mengatakan, pesantren tersebut sebenarnya didirikan untuk membantu siswa miskin yang ingin bersekolah. “Selama ini ada anggapan bahwa anak miskin tidak akan bisa pintar. Itulah yang ingin kami bantah,” terangnya. Karena itu, Pesantren Hati membebaskan semua santri dari biaya pendidikan. “Mereka bisa bersekolah di SMP dan SMA bilingual secara gratis,” lanjut dia.

Hasan juga aktif mencari siswa nonmuslim yang ingin mondok dan bersekolah di Hati. Dia bahkan sering meminta bantuan kepada para pendeta. “Saya sampaikan ke pendeta-pendeta, kalau ada anak nonmuslim yang pintar tapi tak punya biaya untuk sekolah, silakan masuk ke Pondok Hati. Gratis,” tutur dia. (JP)