NU Usul Nonmuslim Tak Disebut Kafir, Ini Penjelasan Ustaz Adi Hidayat yang Menyentuh

Dia mengatakan, para kiai menyepakati tidak menggunakan kata kafir, tetapi menggunakan istilah muwathinun, yaitu warga negara. “Dengan begitu, maka status mereka setara dengan warga negara yang lain,” tegasnya.

Istilah kafir ini sudah lama jadi perbincangan di kalangan masyarakat. Dai kondang, Ustaz Adi Hidayat Lc sudah pernah membahasnya beberapa kali. Dia menjelaskan bahwa kata “kafir” tersebut dalam bahasa Arab, sebenarnya bahasa sopan.

“Dalam bahasa Arab, kafir itu artinya yang menutup diri. Itu bahasa sopan. (Orang) yang menutup diri, yang tidak mau menerima iman, itu kafir. Makanya, orang-orang yang datang ini, termasuk Abu Jahal, Abu Lahab, dan abu-abu yang lainnya itu tidak marah disebut kafir karena mereka paham arti kafir itu dalam bahasa Arab, mereka Arab fasih, paling mengerti bahasa Arab,” urai Ustaz Adi Hidayat.

Menurutnya, Abu Lahab dan kawan-kawan pada saat itu mengakui diri mereka menutup diri terhadap risalah yang dibawa Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.

“Itu bahasa sopan sebetulnya dalam bahasa Arab untuk menunjukkan bahwa Islam itu dengan bahasa yang lembut saat itu, tidak mengatakan kamu ini, kamu itu, tidak,” kata Ustaz Adi Hidayat.

“Coba bandingkan misalnya dengan istilah-istilah di tempat lain. Ada yang menyebut domba, domba yang tersesat gitu kan. Menurunkan Anda dari statusnya dari manusia jadi domba. Kan jauh ya perbandingannya,” lanjutnya.

Menurut Ustaz Adi Hidayat, sebenarnya sudah penegasan dalam Alquran terhadap masalah ini. Tepatnya dalam surat Al Kafirun.

“Anda yang masih menutup diri, maaf, la a’budu ma ta’bud?n, kami tidak akan ikut-ikut menyembah seperti Anda menyembah sesembahan itu. Sampai puncaknya di ujungnya, lakum dinukum waliyadin. Begini saja, aturan dari Allah, silakan Anda ibadah senyaman-nyamannya sesuai dengan keyakinan Anda. Waliyadin, dan biarkan pula kami beribadah sesuai dengan keyakinan kami. Itu yang paling indah,” tutupnya.

#2019WAJAHBARU

@Fahrihamzah

#KataKafir itu istilah dalam kitab Suci, gak bisa diamandemen, itu wahyu Ilahi. Tapi jika ada kata kafir dalam konstitusi dan UU, mari kita amandemen, itu buatan manusia. Katanya kita disuruh jangan campur agama dan politik. Beginian aja gak bisa dicerna.

Tanya Kemana ?@ball20598852

“tertutup” itu bukan hinaan, kenapa sekarang baru diributkan, tahun tahun yg lalu pada kemana? pic.twitter.com/Vu2P0UZskk

Embedded video

(*)


BEST SELLER BUKU PEKAN INI, INGIN PESAN? SILAHKAN KLIK LINK INI :

https://m.eramuslim.com/resensi-buku/resensi-buku-diponegoro-1825-pre-order-sgera-pesan.htm