“Tapi karena jarak antara cara berpikir dengan cara berjalan dekat sekali. Maksudnya, cara berpikir (otak) dekat dengan dengkul, gitu. Dia (buzzer) tidak bisa bikin proyeksi,” katanya.
Rocky kembali menegaskan bahwa tidak ada soal orang jadi buzzer, asalkan bermutu.
“Supaya ada dialektika di dalam mempersoalkan kehidupan bersama,” tandas Rocky Gerung. (POJOKSATU)