Sejarawan AS Temukan Sejumlah Bukti, Peran Muhammadiyah Hilang dalam Sejarah Nasional

Menurut Kevin, sebagai organisasi yang lebih rapi, dalam peperangan itu Muhammadiyah mengirimkan anggota yang punya kecakapan yang memadai terkait perang (laskar) hingga persoalan dapur dan obat-obatan.

“Selain itu, Muhammadiyah memiliki peran tidak langsung yaitu mengajarkan sejak lama lewat pendidikan dan forum keagamaan bahwa perjuangan membela tanah air merupakan suatu kewajiban dan kemuliaan di dalam Islam,” tambahya.

“Sumbangan Muhammadiyah sangat terlihat dalam (perjuangan) Surabaya, Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi karena sudah tersusun sebagai organisasi yang sangat well-organized,” ungkap Kevin.

2. Peran Perempuan Muhammadiyah lewat Hizbul Wathan Hilang dalam Sejarah Nasional

 

Satu hal yang krusial lagi dan ini ‘hilang’ dalam catatan sejarah nasional adalah terkait peranan para perempuan Muhammadiyah dalam masa revolusi.

Ini terkait kepanduan Muhamamdiyah, yakni Hizbul Wathan yang berubah jadi laskar perang saat revolusi.

Dalam data Kevin, peranan para perempuan Muhammadiyah tidak sekadar di dapur belaka. Melainkan juga turut, dalam bahasa Kevin, mengatur muslihat untuk pukul mundur para penjajah. Itu terjadi di Payakumbuh, Sumatera Barat.

“Muhammadiyah sebagai organisasi jadi paling penting dalam menahan serangan Belanda,” tutup Kevin. [kompas]