Taktik Licik Buzzer Politik

“Influencer-nya itu kepalanya. Dia direkrut oleh politkus untuk menjadi mendukungnya. Kemudian dia bentuk tim buzzer. Bos saya influencer di Twitter, jadi kami tim buzzer-nya mendukung dia sebagai konsultan politik,” kata Rahaja.

Kemudian Rahaja dan timnya juga akan membuat berbagai konten yang mendukung isu atau wacana tersebut. Konten tersebut bisa berupa narasi, meme, tagar hingga video singkat.

“Kalau cara saya itu pertama influencer maju duluan. Misalnya dia bilang A, sesuai isu yang mau didorong, kami para suporter sistem buzzer pernyataan itu,” ujar Rahaja.

Kemudian setelah itu, ia juga mengoordinasikan isu yang hendak dimainkan ke tim besar. Rahaja mengatakan tim besar ini bisa memberikan tingkat kesadaran yang lebih tinggi karena tim besar ini memiliki seribu akun.

“Kemudian ya saya oper ke jaringan tim besar. Tim besar sebar dan tim saya juga sebar. Kemudian tagar naik jadi trending, tim besar juga sudah punya bahan sendiri. Kami akan gonta-ganti akun buat shareitu untuk mendorong tagar,” kata Rahaja.

Rahaja mengatakan setiap akun memiliki peran dan fungsi masing-masing. Misalnya akun A memainkan isu-isu positif pasangan calon yang didukung. Akun B memainkan isu-isu negatif pasangan calon lawan.

“Di tim saya ada 200 akun, kami kelompokkan lagi. Misalnya di kelompok A mainkan isu tokoh 1, kelompok B ke tokoh 2, kelompok C ke tokoh 3,” kata Rahaja.