Tangani 190 Pasien Corona Sendirian, Dokter Ini Kecewa Belum Terima Insentif

Dia menjelaskan di hotel lainnya, yang juga difungsikan sebagai tempat karantina pasien Corona, jumlah dokter bisa mencapai 3 orang. Sehingga tiap dokter berjaga dengan sistem shift.

“Itu yang buat saya tidak habis pikir. Padahal kan banyak dokter di Maros. Ini seolah saya dikorbankan, karena mereka bilang takut kalau ada kluster baru. Di hotel lain itu dokternya bisa sampai 3 orang dan shift-shift-an loh,” sebutnya.

Selain kecewa, pria 37 tahun itu menceritakan dirinya terkadang hanya bisa meneteskan air mata saat menahan rindu kepada istri dan putranya yang berumur 3 bulan. Selama ditugaskan di hotel itu, Sugih mengaku hanya bertemu beberapa jam saja dengan keluarga kecilnya.

“Saya ini punya bayi, kalau saya rindu, terkadang saya hanya bisa menangis. Bercampur semua rasa kecewa itu. Tapi saya harus tetap profesional. Di hadapan pasien, kami semua petugas medis tetap terlihat tegar. Padahal, kami ini jujur sudah sangat capek,” jelas Sugih.

Sugih menuturkan dirinya makin sedih saat sang istri mnenanyakan uang untuk membeli susu anak mereka. Sugih yang belum menerima insentif hanya dapat meminta istrinya bersabar.

“Belum lagi, kalau istri yang butuh pembeli susu dan bertanya, ‘kapan ada tambahan insentif itu?’ saya sendiri hanya bisa menjawab, sabar. Yah karena setiap kali kami bertanya soal itu, memang jawaban dari Dinkes itu saja. Sabar,” tambahnya.

Sugih sendiri sudah mendapatkan 3 kali Surat Tugas dari Dinkes Maros yang memang ditunjuk sebagai penanggung jawab di hotel Harper oleh Dinkes Provinsi Sulsel sejak bertugas pada 25 Mei 2020. Dia berharap agar Dinkes tidak memperpanjang masa tugasnya di Hotel Harper lagi.

“Saya harap, Surat Tugas saya yang keempat tidak ada lagi. Karena jujur, saya sudah sangat jenuh karena banyak hal yang dari awal tidak sesuai yang dijanjikan,” pungkasnya.

Diketahui, sejak April 2020, Pemkab Maros telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 2 miliar untuk insentif bagi 400-an tenaga kesehatan yang menangani covid-19 di Maros. Kadis Kesehatan Maros, dr Maryam Haba saat dikonfirmasi perihal insentif tenaga kesehatan pun enggan memberikan keterangan.(dtk)