Aksi unjuk rasa Gerakan Rakyat Penyelamat Blok Cepu memuncak, saat koordinator (GRPBC), Marwan Batubara bersama perwakilan BEM UI membakar dua pamlet berlambang Exxonmobil. Aksi juga sempat diwarnai saling dorong antara demonstran dengan aparat kepolisian yang menghalangi peserta agar tidak ke tengah jalan.
Dalam orasinya, Koordinator GRPBC Marwan Batubara menegaskan, Pemerintah Indonesia jangan terlalu tunduk dengan tekanan asing, sebab yang paling utama adalah kepentingan dan kesejahteraan rakyat. "Kesejahteraan AS, bukanlah yang utama. Sebab yang terpenting adalah kesejahteraan rakyat Indonesia, " tegasnya di bawah jembatan layang Senayan Jakarta, Rabu (15/03)
Dirinya meminta, agar Pemerintah melakukan negosiasi yang menguntungkan dalam berbagai pengelolaan sumber daya alam, terutama kontrak karya dengan PT. Freeport yang merugikan Indonesia. "Ini bentuk dukungan kami kepada Pemerintah SBY-JK. Kita jangan jadi pecundang, tapi kita harus tetap bersama untuk mengembangkan bangsa, " katanya.
Koordinator Koalisi Anti Hutang Kusfiardi, di tempat yang sama mengungkapkan, saat ini, Pemerintah sudah menyerahkan kedaulatan negara ketangan asing. Hal ini dapat dilihat pada posisi Menteri ekonomi yang banyak dipengaruhi dengan kebijakan-kebijakan luar negeri.
Aksi tersebut ditutup dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan mereka mengucapkan terimakasih kepada aparat yang telah mengawal aksi tersebut, sambil bersalam-salaman. (novel/travel)