Untuk Dukung Ganjar, Caleg PDIP Dapil Jateng Ini Atasnamakan Muhammadiyah, Netizen Auto Hujat

eramuslim.com – Walaupun Muhammadiyah dengan tegas menyatakan bahwa mereka tidak terafiliasi dan melarang anggotanya untuk menggunakan nama Muhammadiyah dalam mendukung calon presiden tertentu, masih ada kader yang “nakal” dan memanfaatkan situasi.

Salah satu yang kini jadi sorotan adalah nama Faozan Amar. Dia mengatasnamakan aktivis Muhammadiyah dengan sebutan Gerakan Persyarikatan (GP) Berkemajuan untuk meproklamirkan dukungan kepada Ganjar Pranowo.

Tentu saja, anggota Muhammadiyah yang masih setia dengan persyarikatan mengecam tindakan oknum tersebut.

Setelah dilacak, warganet berhasil mengungkap identitas Faozan Amar. Ternyata, ia adalah seorang anggota dan calon legislatif dari PDIP di daerah pemilihan (Dapil) Jawa Tengah.

Warganet di twitter pun menghujat tindakan oknum tersebut. Banyak juga yang mengingatkan bahwa ia hanya seorang anggota dadakan yang tidak memberikan manfaat apapun bagi persyarikatan.

“Faozan Amar ngaku aja sebagai kader PDIP apa susahnya? Emang yang begini begini ini sialan, kalo ditegor, ngelesnya, “yaa kan kalau terpilih pun nanti yang menikmati manfaatnya Muhammadiyah juga.” Tae lah.,” tulis akun @mufl***.

“Siapapun waga Muhammadiyah yg ikut politik fucktris sucktoral, tolong banget plisss… Jangan jual marwah organisasi ini demi kepentingan pribadi!!!,” ujar akun @Ponda***

“Kader partai merah yang disusupkan ke Muhammadiyah.,” kritik akun lainnya.

Sementara itu, Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Anwar Abbas mengingatkan segenap warga Muhammadiyah agar tidak mengatasnamakan dan menggunakan simbol organisasi Muhammadiyah dalam mendukung calon presiden (capres) tertentu.

“Kalau ada di antara warga Muhammadiyah yang mau mendukung salah satu capres dan/atau melakukan penggalangan kekuatan pemilih di tengah-tengah masyarakat, silakan saja. Tapi, jangan membawa-bawa nama dan simbol-simbol Muhammadiyah,” kata Anwar, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (29/4/2023).

Menurut dia, hal tersebut dapat membuat Muhammadiyah sebagai organisasi tampak berpihak kepada salah satu pihak, bahkan membuat Muhammadiyah terlihat terlibat dalam politik praktis.

Anwar juga menyampaikan sebagai sebuah organisasi Islam dan organisasi dakwah amar makruf nahi munkar, politik bagi Muhammadiyah bukan politik kekuasaan, melainkan politik nilai.

“Artinya, politik bagaimana caranya supaya pihak-pihak yang bersaing dalam pilpres menjunjung tinggi dan berusaha untuk menerapkan nilai luhur Pancasila dan dalam hukum dasar negara, yaitu UUD NRI 1945,” ucap dia.

Anwar pun menegaskan Muhammadiyah menyambut gembira kemunculan nama-nama capres untuk Pilpres 2024. Muhammadiyah juga mempersilakan dan memberikan kebebasan kepada anggotanya untuk memilih capres yang mereka percayai. Akan tetapi, Muhammadiyah tidak terlibat dalam kegiatan dukung-mendukung capres tertentu.

“Dalam konteks pilpres, sudah jelas Muhammadiyah tidak akan terlibat dengan kegiatan dukung mendukung siapa yang akan dipilih menjadi presiden,” kata dia.

 

(Sumber: Fajar)

Beri Komentar

1 komentar