Hersubeno Arief: Lawan Terberat Jokowi adalah Jokowi

Yang paling menghebohkan belum lama berselang adalah pembatalan pembebasan Ustad Abubakar Ba’asyir dan pemberian remisi kepada Prabangsa, seorang mantan kader PDIP yang menjadi otak pembunuhan wartawan di Bali.

Pelantikan  Letjen TNI Doni Monardo sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga ditunda, padahal undangan sudah disebarkan. Belakangan diketahui posisi tersebut tidak boleh dijabat oleh seorang perwira TNI aktif. UU dan peraturannya harus diubah terlebih dahulu, barulah Doni bisa dilantik.

Masih banyak contoh lain soal keputusan presiden yang dibatalkan hanya dalam hitungan hari, bahkan jam. Mulai dari kenaikan harga premium, dan yang paling sensasional adalah  pengangkatan Archandra Thahar seorang WN Amerika Serikat menjadi Menteri ESDM.

Sekarang dengan menantang Prabowo membuktikan adanya dana parkir di luar negeri sebesar Rp 11.000 triliun.  Jokowi sebenarnya sedang menantang dirinya sendiri.

Prabowo tinggal mudah membalikkannya. Dia bisa menggunakan jurus yang selalu digunakan Jokowi bila terpojok. “Kalau ada bukti —bahwa Jokowi tidak pernah bicara seperti itu— tolong laporkan ke saya. Saya tunggu sekarang! “

Kali ini sangat sulit bagi Jokowi untuk berkelit. Jejak digitalnya bertebaran dimana-mana. Para netizen dan media seakan berlomba menunjukkan data dan fakta, bahwa benar Jokowi pernah menyampaikan hal itu. Mengapa pula sekarang dia begitu berani menantang Prabowo untuk membuktikan.

Kali ini integritas dan kredibilitas Jokowi benar-benar dipertaruhkan. Publik, termasuk para pendukung beratnya sedang bertanya-tanya. Apakah dia seorang pemimpin yang bisa diteladani, karena satu kata dengan perbuatan. Atau seorang pemimpin yang semua kata-katanya tidak bisa dipercaya?

Kalau kita mau berprasangka baik ( khusnudzon ), dia barangkali lupa apa yang pernah dikatakan. Maklumlah urusannya banyak. Namun bisa jadi itulah sifat asli, sifat alamiah Jokowi sering mengatakan apa yang dia tidak pahami.

Para leluhur Jawa mengingatkan, kalau watuk (batuk) bisa disembuhkan. Ada obatnya. Kalau watak, tidak ada obatnya. Ginowo mati. Dia akan terbawa sampai mati.

Ada baiknya Jokowi mengingat-ingat nasehat yang pernah disampaikan  oleh Presiden AS ke-16 Abaraham Lincoln. Negarawan besar itu pernah mengingatkan.

“You can fool all the people some of the time, and some of the people all the time, but you cannot fool all the people all the time.”

Kamu bisa membohongi semua orang beberapa saat dan beberapa orang setiap saat, tetapi kamu tidak bisa membohongi semua orang setiap saat. (jk/hersubenoarief)