Infrastruktur Yang Ugal-ugalan Penyebab Bencana Banjir Di Mana-mana

Disasarnya kebijakan Anies yang menyebabkan banjir di ibukota Jakarta, merupakan langkah bunuh diri massal dan salah alamat dari sejumlah netizen maupun aktivis pendukung tuan Presiden Jokowi.

Karena banyak sekali kebijakan infrastruktur yang datang bukan dari Pemda DKI ataupun bukan merupakan program Gubernur Anies.

Wacana penghapusan IMB, proyek kereta api cepat, pembangunan jalan tol, dan seabreg kebijakan infrastruktur rezim Jokowi yang berdampak pada masifnya banjir di mana-mana tidak sekalipun dikritisi oleh netizen maupun aktivis pendukung rezim, yang terkesan punya hobi dan dendam hanya kepada Gubernur Anies akibat kekalahan Ahok di masa lampau.

Di ibukota Jakarta, hampir semua gedung yang ingin memiliki IMB wajib memiliki amdallalin yaitu analisa mengenai dampak lingkungan dan lalu lintas dan ini berlaku untuk seluruh proyek Pemda DKI maupun swasta yang ada di bawah hukum pemprov DKI Jakarta.

Lalu, bagaimana dengan kebijakan pemerintah pusat yang banyak sekali mengabaikan izin AMDAL, yang notabene hanya untuk mengejar dana investasi pembangunan dari pihak investor China dan investor lainnya dengan langkah mengabaikan hak-hak warga negara lainnya. Yang penting pembangunan berjalan masif di sana-sini.

Banjir yang terjadi diawal tahun 2020 ini, seharusnya menjadi pelajaran bagi semua pihak dan para stakeholder pemangku kebijakan negeri. Agar menjadikan banjir ini sebagai alat untuk memperbaiki kebijakan infrastruktur yang salah kaprah di masa mendatang, karena akan berdampak pada ekosistem dan kerusakan bagi rakyat.

Kepada pihak-pihak yang menyudutkan Gubernur Anirs sebaiknya berkaca diri, karena banjir yang terjadi hampir di semua wilayah yang bukan merupakan produk kebijakan Gubernur Anies.

Sebaiknya pihak yang nyinyir terhadap Gubernur Indonesia Anies Rasyid Baswedan menagih janji kepada pemimpin yang pernah berujar, “macet dan banjir sangat mudah diatasi apabila yang bersangkutan menjadi Presiden”.

Sebagai pesan penutup, ketimbang menjadi nyinyir terhadap Gubernur Anies, sebaiknya netizen maupun aktivis pembenci Anies membantu warga yang terkena banjir maupun yang terdampak banjir, karena nyinyir dan dendam bukanlah menjadi pelajaran yang baik bagi bangsa ini sebagai pembuka awal tahun yang baik.

(Penulis: Pradipa Yoedhanegara, Pengamat politik)