Ratna Sarumpaet, Kekerasan Politik, dan Demokrasi Kita

Eramuslim.com – Ratna Sarumpaet hancur wajahnya berantakan, setengah kepalanya dijahit. Foto – foto Ratna menyebar di group WA memancing amarah yang besar, kenapa seorang perempuan aktifis bisa dihancurkan kepalanya? Siapa yang tega?

Ratna adalah aktifis pergerakan, seniman, budayawan dan ibu dari artis terkenal Atiqah Hasiolan (Bintang Iklan Sabun Mandi). Dia “single parent” alias janda, yang bertanggung jawab untuk anak-anak nya dan juga bekerja untuk bangsa.

Sumber disekitar Ratna mengatakan bahwa pemukulan ini terjadi beberapa hari lalu di Bandung, sehabis Ratna mengisi ceramah di pertemuan jurnalis internasional.

Ketika Ratna menumpang taxi, dia dicegat segerombolan orang, lalu dihancurkan kepalanya dan wajahnya.

Kekerasan Politik

Sejak Jokowi berkuasa, kekerasan politik merajalela. Kontras dengan Jokowi yang seolah2 lemah lembut. Beberapa kekarasan politik antara lain penganiayaan terhadap ulama (khususnya di Jabar jelang Pilkada 17), kekerasan terhadap alumni ITB yang bekerja untuk IT habib Rizieq, Hermansyah, yang ditusuk leher dan perutnya, kekerasan terhadap Neno Warisman, simbol “2019 Ganti Presiden di bandara Riau, kekerasan terhadap mahasiswa di Medan dlsb.

Penangkapan2 pun acap dilakukan seperti dalam kasus “makar”, kasus “buku Jokowi anak PKI”, kasus ust. Alfian Tanjung, kasus Ahmad Dhani, dll. Ratna sendiri ditangkap dituduh Makar. Hal ini menambah catatan kelam politik kita yang selama reformasi berjalan penuh demokratis, khususnya di masa sepuluh tahun SBY.