2009, Tahun Terburuk Bagi Tahanan Palestina

Puluhan aktivis pendukung pembebasan Gilad Shalit berkumpul di penjara Israel Hadarim dan menghalang-halangi keluarga Palestina yang ingin mengunjungi kerabatnya di penjara itu.

Mereka memprotes keluarga Palestina yang diberi kesempatan untuk mengunjungi keluarganya di penjara Israel sementara Gilad Shalit tidak sekalipun mendapat kesempatan untuk dikunjungi selama tiga setengah tahun berada dalam tawanan pejuang Hamas.

Hadar Miller, aktivis Israel yang memimpin aksi itu mengklaim bahwa para tahanan Palestina mendapatkan pelayanan yang baik di penjara-penjara Israel. "Mereka boleh menggunakan telepon selular, disediakan pesawat televisi, disediakan kantin dan mendapat kunjungan keluarga sedangkan prajurit Israel yang ditawan tidak sekalipun mendapatkan haknya untuk dikunjungi," klaim Miller.

Entah darimana Miller mendapatkan informasi itu, karena warga Palestina yang mendekam di penjara-penjara Israel mendapatkan perlakuan yang sangat tidak manusiawi. Mereka menjadi obyek tindak kekerasan dan pelecehan para sipir penjara Israel.

Akhir pekan kemarin, organisasi Friends of Humanity International yang berbasis di Wina merilis laporan tentang kondisi warga Palestina yang menjadi tahanan di penjara-penjara Israel. Dalam laporan bertajuk "Beyond the Sun" organisasi itu menyatakan bahwa tahun 2009 menjadi tahun paling buruk dalam sejarah tahanan dari kalangan warga Palestina.

Laporan itu menyebutkan bahwa pada tahun 2009, Lembaga Pemasyarakatan Israel memberlakukan metode penyiksaan baru bagi para tahanan Palestina. Pihak Israel ingin lebih kuat menekan para tahanan Palestina secara psikis maupun mental agar para tahanan itu tidak bisa hidup normal setelah dibebaskan dari penjara.

Otoritas penjara Israel juga melarang hak berkunjung keluarga dalam jangka waktu yang lama untuk menghancurkan mental para tahanan Palestina. Namun para tahanan itu, menurut laporan tersebut, mampu mengatasi kondisi yang penuh tekanan dan itu sangat berarti bagi proses pembelaan terhadap hak hidup para tahanan.

Data Friends of Humanity International menunjukkan bahwa warga Palestina yang berada di penjara-penjara Israel sampai akhir tahun 2009 sebanyak 7.286 orang. Diantara mereka terdapai 36 perempuan Palestina, 20 anggota parlemen dan menteri Palestina serta 250 anak-anak Palestina berusia dibawah 18 tahun.

Laporan itu mengindikasikan ada sekitar 319 tahanan Palestina yang sudah berada di penjara sebelum penandatanganan Perjanjian Oslo antara Israel dan PLO (Organisasi Pembebasan Palestina) pada tahun 1993. Para tahanan ini yang paling lama berada di penjara-penjara Israel. Selain itu, ada 115 tahanan yang sudah lebih dari 20 tahun mendekam di penjara-penjara Israel.

Akibat perlakuan yang tidak manusiawi, kondisi sel yang buruk dan layangan kesehatan yang minim, lebih dari 1.000 tahanan Palestina mengidap penyakit kronis dan tidak mendapatkan akses perawatan kesehatan. Lebih dari 1.500 tahanan, 775 orang diantaranya asal Gaza, selama bertahun-tahun tidak pernah diberi kesempatan untuk dikunjungi keluarganya.

Pekan kemarin, Hamas menyatakan menghentikan negosiasi dengan Israel soal pembebasan Gilad Shalit karena Israel menolak persyaratan yang diajukan Hamas agar Israel membebaskan 1.000 tahanan Palestina untuk ditukar dengan pembebasan Shalit.

Jubir Hamas, Mahmoud Al-Zahar mengatakan, campur tangan pribadi Netanyahu (PM Israel) menyebabkan proses negosiasi mengalami kemunduran, sehingga Hamas memutuskan untuk menghentikan perundingan. (ln/PalTel)