Erekat: Otoritas Palestina Tidak Bisa Eksis Tanpa Sebuah Negara Merdeka

Kepala perunding Palestina Saeb Erekat mengutuk keras baik Israel dan Amerika Serikat selama pengarahan terhadap lebih dari 90 utusan Palestina di Istanbul pada hari Minggu lalu, mengatakan proses Oslo berada di ambang kegagalan.

Erekat mengatakan bahwa jika Amerika Serikat terus menghalangi upaya Palestina untuk mendapatkan negara yang diakui oleh PBB, Otoritas Palestina harus dibongkar.

"Presiden Mahmoud Abbas harus membuang kunci di wajah mereka," kata Erekat.

Konferensi wakil-wakil Palestina yang telah berlangsung selama beberapa hari terakhir adalah bagian dari persiapan PA untuk mendapatkan dukungan suara di Majelis Umum PBB pada bulan September untuk mengenali negara "Palestina," didasarkan pada pra-perbatasan 1967.

"Jika Amerika Serikat ingin Otoritas Palestina untuk terus ada, maka harganya adalah pembentukan sebuah negara Palestina sesuai dengan perbatasan 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya," kata Erekat kepada para utusan, menurut transkrip pernyataannya yang muncul di surat kabar Al-Ayam.

"Tapi jika Amerika Serikat menerima veto Palestina untuk PBB di Dewan Keamanan, menggunakan bantuan keuangan untuk PA dengan melakukan pemerasan politik dan membiarkan Israel sebagai sumber otoritas, maka menurut pendapat saya, PA harus tidak perlu ada."

Surat kabar Haaretz mengungkapkan Senin kemarin bahwa Penasihat Keamanan Nasional Yaakov Amidror sedang menimbang pembatalan Persetujuan Oslo setelah pemungutan suara di PBB, sebagai respon terhadap langkah sepihak Palestina.

Erekat menjawab dengan mengatakan "tindakan Israel telah membatalkan perjanjian Oslo tahun lalu," dan mengatakan kepada para utusan bahwa 20 tahun seluruh proses perdamaian dengan Israel harus dievaluasi.

"Otoritas Palestina memiliki misi yang disebut kemerdekaan," kata Erekat. "Jika PA tidak dapat mencapai kemerdekaan, PA lebih baik tidak ada sama sekali."(fq/hrzt)