Inggris Jatuh ke Dalam Perangkap Rezim Zionis Israel

Penahanan pemimpin Palestina di Inggris menandai contoh lain dari meningkatnya Islamofobia di Eropa dan kepatuhan Inggris dengan kebijakan rasis Israel.

Syaikh Raid Shalah, kepala cabang utara Gerakan Islam di wilayah pendudukan Palestina, ditangkap oleh pemerintah Inggris di London pada Selasa lalu, terlepas dari fakta bahwa tidak ada alasan hukum atau hal sah baginya untuk ditangkap, media Inggris melaporkan.

Dia diundang oleh legislator Partai Buruh untuk acara pro-Palestina di Parlemen Inggris.

Syaikh Shalah, tiga kali terpilih sebagai walikota kota Palestina Umm el-Fahm  dituduh oleh Zionis dan pendukungnya di Inggris sebagai berperilaku antisemit.

Gagal untuk menghasilkan bukti hukum terhadap Syaikh Shalah, pemerintah Inggris menggunakan tuduhan antisemit sebagai cara untuk menangkap Shalah sebagai bagian dari membantu kebijakan rezim Zionis.

Syaikh Shalah telah membantah tuduhan-tuduhan palsu terkait klaim tersebut dan menginstruksikan pengacaranya untuk memulai tindakan hukum terhadap mereka yang memfitnahnya.

Tampaknya negara-negara yang membanggakan demokrasi ternyata bisa dan berhak
menekan orang yang berbada pandangan politik dengan mereka.

Pemerintah Inggris sebenarnya tidak dapat memberikan satu alasan hukum untuk penangkapan Syaikh Shalah sejak pernyataannya melawan kebijakan Israel yang sebenarnya tidak lebih parah daripada yang dibuat oleh Israel dengan melakukan pelanggarankemanusiaan.

Namun, tampaknya pemerintah Inggris tunduk pada tekanan lobi-lobi pro-Zionis bahkan ketika hal itu datang ke dalam negeri mereka.

Organisasi pro-Israel di Inggris dan negara lain memanipulasi pertumbuhan Islamofobia di Eropa sebagai alat untuk mendiskreditkan orang-orang yang memerangi rasisme dan telah salah menggambarkan perjuangan Palestina melawan rasisme dan diskriminasi di wilayah pendudukan Palestina sebagai antisemit.

Pihak berwenang Inggris telah jatuh ke perangkap Israel. Alih-alih mendukung aktivis demokrasi dan kampanye mereka untuk kebebasan dan demokrasi, mereka justru mendukung penganiayaan Israel terhadap rakyat Palestina.(fq/prtv)