Israel Bentuk Komisi Khusus untuk "Menyiksa" Pejuang Hamas dan Jihad Islam

Pemerintah Israel membentuk komite khusus di kementeriannya yang bertugas mencari bentuk hukuman yang paling berat terhadap para pejuang Palestina dari Jihad Islam dan Hamas sebagai tekanan terhadap kedua faksi pejuang Palestina itu agar membebaskan prajurit Israel, Gilad Shalit.

Ynet dalam laporannya menyebutkan, komite khusus itu menggelar pertemuan pada Rabu petang dan mendengarkan berbagai masukan tentang bentuk hukuman apa yang bisa digunakan untuk menekan para tahanan dari Jihad Islam dan Hamas. Usulan-usulan yang masuk antara lain, mengurangi jumlah uang yang boleh ditransfer untuk para tahanan, mengurangi dan membatasi jadwal kunjungan, membatasi penggunaan televisi dan radio dan melarang segala bentuk kontak fisik antara para tahanan dengan para penjenguknya.

Israel tidak peduli bentuk-bentuk tekanan semacam itu melanggar hukum internasional. Israel juga akan membatasi kesempatan belajar bagi para tahanan, bahkan Menteri Kehakiman Israel, Daniel Friedman mengatakan, bentuk tekanan lainnya yang akan terhadap para tahanan dan keluarganya adalah dengan membatasi pasokan makanan ke Jalur Gaza

Sumber-sumber di Israel pada Ynet mengungkapkan, komite khusus memutuskan untuk membentuk sebuah tim profesional yang beranggotakan perwakilan dari kejaksaan agung, lembaga pemasyarakatan, badan intelejen dan angkatan bersenjata Israel. Sementara menunggu tim tersebut dibentuk, komite khusus berhak menerapkan bentuk-bentuk tekanan tertentu terhadap para tahanan dari Jihad Islam dan Hamas.

Rencana komisi khusus ini tercium oleh lembaga Komite Publik Anti Penyiksaan di Israel yang langsung meminta Friedman dan Jaksa Agung, Menahim Mazuz membubarkan komisi tersebut. Komite Publik menilai komisi khusus itu menerapkan hukuman kolektif yang ilegal dan tidak adil terhadap rakyat Palestina.

Selama ini, menurut Komite Publik Publik Anti Penyiksaan, kondisi warga Palestina yang diculik saat perang di Gaza dan ditahan di penjara-penjara Israel, sangat tidak manusiawi. Para tahanan itu diperlakukan dengan semena-mena mulai dari saat ditangkap sampai ketika dipindahkan ke penjara.

Para tahanan dipaksa masuk ke dalam sebuah galian lubang sempit dan dibiarkan di dalam lubang itu selama berjam-jam bahkan berhari-hari di tengah cuaca dingin, dengan tangan terikat dan mata ditutup. Mereka juga tidak mendapatkan makanan yang cukup, dibatasi pergi ke toilet dan tidak mendapatkan fasilitas sanitasi. Beberapa tahanan bahkan ditempatkan di dekat tank-tank Israel sebagai tameng hidup tentara-tentara Zionis. (ln/IMEMC)