Kehidupan Rakyat Gaza Semakin Memburuk Meski Israel Kurangi Blokade

Para pejabat Palestina dan PBB mengatakan kualitas kehidupan di Jalur Gaza yang miskin jauh lebih memburuk sejak rezim Israel mengklaim mereka telah mengurangi blokade wilayah pesisir tersebut.

Milina Shahin, dari kantor informasi publik pada UNRWA di Gaza, mengatakan pengangguran telah naik menjadi 45,6 persen sementara jumlah warga Palestina yang produktif hanya menghasilkan 1,6 dolar per hari telah meningkat tiga kali lipat selama tahun lalu, Associated Press melaporkan pada hari Rabu kemarin (29/6).

Sami Abu Zuhri, juru bicara Hamas di Gaza, mengatakan bahwa masih sangat sedikit yang rakyat Gaza dapatkan melalui pengurangan blokade.

"Pendudukan Israel tidak jujur ​​ketika mereka mengumumkan bahwa mereka akan membiarkan masuk segala barang yang dibutuhkan rakyat Gaza, termasuk bahan baku yang diperlukan untuk konstruksi," tambah Abu Zuhri.

Namun, koordinator operasi Tel Aviv di wilayah Palestina yang diduduki, Mayor Jenderal Eitan Dangot, membantah bahwa warga Gaza tidak memiliki apa-apa.

Dangot mengklaim ada lebih banyak truk dengan pasokan bantuan yang menyeberang ke daerah kantong tersebut.

Israel mengumumkan pada 2010 bahwa mereka secara signifikan mengurangi blokade atas jalur pantai yang dikepung untuk mengizinkan barang-barang konsumen masuk, keputusan itu datang setelah sembilan aktivis pada konvoi bantuan Turki tewas dalam serangan Israel terhadap armada yang mencoba untuk mematahkan pengepungan Tel Aviv terhadap Gaza.

Dalam perkembangan terakhir, Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Lieberman menyebut peserta dalam Armada Kebebasan II sebagai "aktivis hardcore" yang "mencari darah," dan mengancam bahwa mereka akan berhadapan dengan pasukan Israel jika mereka mendekati pesisir pantai Gaza.

Rezim Israel menerapkan sebuah pengepungan ekonomi di Gaza pada Juni 2007 setelah pemerintahan Hamas yang terpilih mengambil alih wilayah tersebut.

Sekitar 1,5 juta orang di Gaza telah kehilangan hak-hak dasar mereka, termasuk kebebasan bergerak dan hak untuk hidup yang lebih baik, mendapatkan pekerjaan, kesehatan dan pendidikan. (fq/prtv)