Keprihatinan di Palestina, 25 Orang Meninggal Dalam Satu Hari

Perang saudara berdarah kembali terjadi di Ghaza. Serangkaian baku tembak terjadi antara pendukung Fatah dan Hamas di Ghaza sepanjang hari Selasa (12/6). Korban meninggalpun tercatat sebagai angka paling dramatik sepanjang perselisihan yang terjadi antara Hamas dan kelompok pembelot Fatah, yakni 25 orang dalam satu hari.

Suasana Ghaza masih menyimpan api yang bisa menyala dalam waktu yang tidak sebentar. Kontak senjata terjadi secara berturut turut dan sudah memasuki hari ketiga di berbatgai tempat di Ghaza.

Menurut sumber medis dan keamanan Palestina, tercatat korban meninggal 25 orang dan korban luka lebih dari 60 orang hanya dalam satu hari kemarin. Hamas mengatakan, pihaknya berhasil melokalisir orang-orang bersenjata dari keamanan Palestina pro Fatah di kota Jabaliya, Utara Ghaza. Tapi hal ini dinafikan oleh kelompok Fatah.

Akibat peperangan ini, kondisi kota Ghaza lumpuh total. Ghaza bak seperti kota koboi di mana para penduduk lebih memilih berada di dalam rumah mereka dan tidak berani keluar rumah. Sementara di jalan-jalan, berkeliaran para pemegang senjata dan suara letupan senjata beberapa kali terus menerus terdengar.

Tak hanya kontak senjata, aksi penculikan pun terjadi di berbagai tempat. Karenanya, sekolah-sekolah di kota Ghaza pun diliburkan. Terlebih ada seorang pelajar perempuan tingkat SMU yang tertembak saat ia ingin menempuh ujian sekolah.

Jumlah total korban bentrok senjata yang terjadi di Ghaza, adalah 43 orang sejak hari Kamis (7/6). Sejumlah pengamat memandang berbagai peristiwa terakhir ini akan semakin sulit diredam, karena benar-benar memakan korban yang tidak sedikit dari kedua belah pihak.

Para pimpinan Fatah dan Hamas diwakili Presiden Abbas dan PM Mahmud Haniyah sebelumnya sudah menyerukan penghentian berbagai bentuk peperangan yang terjadi.

Hari Selasa (12/6), Presiden Abbas menyerukan semua anggota Fatah dan Hamas agar segera menghentikan baku tembak. “Demi menjaga kemaslahtan tinggi rakyat palestina, demi mencegah tumpahnya darah rakyat kita, saya sebagai Presiden Palestina dan komandan tertinggi terhadap semua tentara militer Palestina, menyerukan untuk segera menghentikan tembakan, untuk kemudian duduk dalam pertemuan bersama dengan delegasi keamanaan Mesir, agar berbagai kekerasan bisa dihentikan segera, ” ujar Abbas seperti dikutip kantor berita palestina Al-Wafa. (na-str/iol)