Khalid Misyal: Perubahan di Mesir Kembalikan Kehidupan Kami di Palestina

Pimpinan Hamas di pengasingan Khalid Misyal memuji perubahan iklim politik di Mesir, yang katanya telah memberikan rakyat Palestina harapan hidup mereka kembali, dalam sebuah pidato di Khartoum pada hari Minggu kemarin (6/4).

"Hari ini kita menyaksikan Kairo kembali ke kondisi alami, setelah kondisi itu menghilang dari negara dalam waktu yang lama," kata pemimpin gerakan Islam Palestina tersebut dalam pidato siaran langsung di televisi pemerintah Sudan.

"Orang-orang di Mesir dan Tunisia telah memberi kami kembali kehidupan," tambahnya.

Misyal berbicara pada pembukaan konferensi (Yerusalem) kedelapan Al-Quds International Foundation, yang diselenggarakan di ibukota Sudan tahun ini yang didanai oleh Iran.

Hamas, yang memenangkan pemilihan parlemen tahun sebelumnya, telah menolak untuk mengamandemen piagam, yang menyerukan penghancuran Israel.

Pada hari Minggu kemarin, Misyal menyerukan rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah berdasarkan jihad atau "perjuangan," melawan negara Yahudi.

"Langkah pertama untuk membebaskan Yerusalem dari pendudukan Israel adalah penolakan untuk bernegosiasi dengan Israel … dan untuk mendirikan posisi baru rekonsiliasi Palestina berdasarkan jihad," katanya menegaskan.

Mesir adalah negara Arab pertama yang menandatangani perjanjian perdamaian dengan Israel pada tahun 1979 dan Presiden Hosni Mubarak, yang berkuasa dua tahun kemudian setelah pendahulunya terbunuh, kemudian digulingkan sebulan yang lalu setelah aksi protes nasional selama berminggu-minggu terjadi di Mesir.

Di bawah Mubarak, Mesir memainkan peran aktif dalam mencoba untuk menghidupkan kembali perundingan perdamaian yang hampir mati antara Israel-Palestina.(fq/alahram)