Berita Palestina

Pasukan keamanan Israel baru-baru ini telah melakukan simulasi latihan militer bagaimana menghadapi apa yang disebut “insiden kekerasan yang mungkin terjadi di sektor Arab” ketika mendeportasi 1.948 warga Palestina ke wilayah Tepi Barat yang dikendalikan otoritas Palestina, sesuai dengan kerangka perjanjian perdamaian potensial antara Tel Aviv dan Ramallah.

Situs tersebut juga melaporkan bahwa kelompok-kelompok ekstremis Yahudi Zionis telah menerbitkan foto, dan video lainnya, yang membenarkan bahwa para ekstrimis Yahudi telah rutin melakukan aktivitas ritual Talmud mereka di kompleks masjid Al-Aqsha dengan pengawalan pasukan pendudukan.

Pernyataan itu menambahkan: “Mandat akan diteruskan ke departemen Pendidikan dan akan segera melakukan persiapan penerapan sumpah setia kepada Palestina, yang akan dimulai di sekolah-sekolah dalam beberapa hari mendatang,” menurut Agence France Presse.

Kepala militer AS di Tepi Barat, Keith Dayton diberitakan telah menyerahkan tugas melatih pasukan keamanan Otoritas Palestina kepada penggantinya Jenderal Michael Moeller. Beberapa sumber mengonfirmasi pada hari Senin.

Netanyahu sebelumnya mengatakan pada pembukaan sidang musim dingin parlemen Israel bahwa ia akan meminta pemerintahannya untuk membekukan pembangunan pemukiman baru sebagai pertukaran untuk pengenalan karakter Yahudi Israel.

Peringatan tambahan juga telah diposting pada “wall” halaman Facebook, yang seharusnya dibuat dalam mendukung Karmi. Namun pesan itu kemudian telah dihapus beberapa saat kemudian.

Jurubicara Hamas Fawzi Barhoum mengatakan bahwa perubahan UU tersebut mengancam keberadaan warga Palestina. Dan pemimpin Arab dan masyarakat internasional lagi-lagi tetap diam terhadap sikap pemerintah Israel yang telah melanggar hukum internasional, katanya. Dia lebih jauh mengkritik diamnya organisasi hak asasi manusia atas masalah ini, yang katanya menunjukkan standar ganda.

Insiden ini terjadi setelah shalat Jumat di lingkungan kumuh Silwan tepat di sebelah selatan kota tua Yerusalem, dan hal ini semakin meningkatkan ketegangan di daerah yang telah melihat bentrokan reguler antara pemukim Yahudi garis keras dan penduduk setempat.

Tak lama setelah tengah malam, setidaknya 40 kendaraan militer dan buldoser lapis baja menyerbu Gunung Jawhar di Hebron sementara beberapa helikopter militer menembakkan lampu sorot. Tentara kemudian mengepung sebuah rumah tiga lantai dan mulai menghancurkannya

Khaled Mishaal, kepala biro politik Hamas, mengatakan pada hari Senin lalu bahwa blokade Israel di Jalur Gaza yang tidak adil telah benar-benar rusak secara politik dan moral. Mishaal menegaskan bahwa negosiasi dengan Israel sama sekali tidak membawa kebaikan untuk rakyat Palestina.