Pasien Terpaksa Meninggal Setelah Tidak Diizinkan Keluar dari Gaza oleh Israel

Sumber medis Palestina di Jalur Gaza melaporkan bahwa seorang pasien berusia 33 tahun meninggal pada hari Minggu lalu di Jalur Gaza setelah pihak berwenang Israel menolak memberikan izin untuk memindahkannya ke Tepi Barat untuk mendapat perawatan medis yang lebih baik.

Pusat Hak Asasi Manusia Al Mizan melaporkan bahwa Raid Azzam Al Moghari, dari kamp pengungsi Al Boreij di Gaza tengah, memiliki penyakit jantung kronis dan pengobatan segera sangat diperlukan dengan keluar dari Jalur Gaza karena rumah sakit di Gaza kekurangan obat-obatan dan peralatan medis.

Kantor Distrik Palestina telah berulang kali menghubungi mitra Israel-nya, dan memberitahu pihak Israel bahwa kasus Al Moghari sangat mendesak, dan ia membutuhkan perhatian medis segera, namun permintaan itu ditolak.

Kondisi kesehatan pasien semakin memburuk pada hari Minggu, dan ia kemudian di pindahkan ke ruang operasi, namun akhirnya meninggal.

Al Mizan menyatakan bahwa dua pasien meninggal di Jalur Gaza sejak
awal tahun ini setelah ditolak perawatan medisnya di tempat lain oleh Israel. Ratusan pasien lainnya saat ini sedang dalam kebutuhan mendesak untuk mendapat perhatian lebih lanjut, namun Israel masih menahan diri dari memberikan mereka izin keluar.

Al Mizan telah menyuarakan bandingnya ke Masyarakat Internasional dan Kelompok Hak Asasi Manusia untuk campur tangan dan mengakhiri pengepungan ilegal Israel di Gaza.

Lebih dari 300 pasien telah tewas sejak pengepungan di Gaza di mulai karena kurangnya peralatan medis penting, dan telah ditolak keluar melewati jalur tersebut oleh pemerintah Israel untuk menerima perawatan di luar Gaza. (fq/imemc)