Pejabat PA Minta Bantuan Barat Untuk Menangkap Pembocor Dokumen

Seorang pejabat senior Palestina mengatakan hari Kamis kemarin (28/1) bahwa ia telah meminta Amerika Serikat, Inggris dan Perancis untuk membantu membawa tiga warga negara mereka untuk dimintai keterangan terkait tentang kebocoran besar dokumen rahasia Palestina.

Kepala negosiator Saeb Erekat mengatakan tiga orang itu termasuk mantan perwira intelijen Inggris, seorang karyawan Amerika TV Al-Jazeera dan warga negara Perancis. Ia mengatakan ia tidak menuduh mereka telah melakukan kesalahan, namun ingin mereka untuk tampil di hadapan komite investigasi.

Al-Jazeera, sebuah stasiun satelit Arab berbasis di Qatar, minggu ini menerbitkan kutipan dari apa yang dikatakan ratusan dokumen yang mencakup satu dekade perundingan Israel-Palestina. Stasiun TV, yang banyak dilihat di dunia Arab, menuduh bahwa Presiden Palestina Mahmoud Abbas diam-diam membuat konsesi besar ke Israel.

Abbas dan para pembantunya mengatakan mereka adalah korban kampanye kotor.

Kebocoran telah meningkatkan persaingan sengit antara Abbas dan Hamas, yang merebut Jalur Gaza dari presiden Palestina dalam pengambilalihan kekerasan pada tahun 2007.

Pada hari Rabu lalu, ribuan orang berdemo di Gaza dalam unjuk rasa yang dipimpin Hamas, menuduh Abbas sebagai pengkhianat dan demonstran membakar patung Abbas.

Pada hari Kamis kemarin (28/1), ratusan orang berunjuk rasa di Gaza City, membakar foto Abbas dan membesarkan gambar dermawan Al-Jazeera, para emir Qatar.

Salah Bardawil, seorang anggota parlemen Hamas, mengatakan kepada kerumunan orang bahwa "mereka pengkhianat dan mereka yang berpikir untuk mengorbankan segala hak kita" harus diadili.

Di Tepi Barat, ribuan pendukung Fatah meneriakkan slogan-slogan menentang Al-Jazeera dan mendukung Abbas pada hari Kamis kemarin. Mereka juga membakar foto dua pemimpin senior Hamas. (fq/ap)