Pejuang Palestina Tolak Seruan Gencatan Senjata Presiden Abbas

Presiden Palestina Mahmud Abbas gagal meyakinkan para pejuang Palestina untuk menghentikan serangan roketnya ke wilayah Israel, agar mencapai kesepakatan gencatan senjata baru dengan negara Zionis itu. Faksi-faksi perlawanan di Palestina menyatakan tetap menolak permintaan Abbas.

Pejabat Hamas, Sami Abu Zuhri menyatakan gencatan senjata dengan Israel seperti yang dijanjikan Abbas, tidak ada manfaatnya. Hamas menyatakan, pihaknya hanya akan mempertimbangkan untuk menghentikan serangan jika Israel lebih dulu menghentikan operasi militernya di Gaza dan daerah pendudukan Tepi Barat.

Di sisi lain, Israel juga bersikap skeptis atas wacana gencatan senjata di Gaza. Israel berargumen, gencatan senjata hanya akan memberikan jalan bagi Hamas untuk menyusun kekuatan dan membuka jalan bagi penyelundupan senjata.

Sementara itu, Israel terus melanjutkan gempurannya ke Gaza. Namun salah satu serangan militer Zionis gagal mengenai target sebuah kendaraan yang berisi para pejuang Hamas. Akibat serangan itu, sedikitnya telah dua warga Palestina luka-luka.

Serangan Israel Rabu kemarin, dibalas dengan tembakan delapan roket pejuang Palestina ke wilayah Israel. Tidak ada korban luka dalam serangan tersebut. Tapi Hamas mengaku bertanggung jawab atas serangan yang melukai dua tentara Israel di sebuah pos keamanan di Gaza.

Sumber-sumber di militer Israel mengungkapkan, pasukan darat Israel, hari Rabu kemarin juga memasuki sebuah desa kecil di selatan Gaza dan menangkap tujuh warga Palestina untuk diinterogasi.

Kamis (24/5) dini hari, pasukan Israel di Tepi Barat dilaporkan menangkap seorang menteri kabinet Palestina dari Hamas. Menurut isteri Naser el-Deen al-Shaer-menteri pendidikan yang diculik-pasukan Israel tidak memberikan alasan apapun ketika menangkap suaminya.

Aljazeera melaporkan, serangan udara Israel hari Rabu malam, dilaporkan menghantam dua gedung yaitu sebuah gudang tepung dan minyak serta sebuah kantor money-changer di pusat Kota Gaza.

Menurut juru bicara militer Israel, money-changer itu telah digunakan untuk mentransfer uang jutaan dollar per bulan dari Iran, Suriah dan Libanon untuk Hamas dan untuk kelompok-kelompok lain. Uang itu digunakan untuk membeli dan membuat senjata serta untuk melatih para pejuang Palestina.

Serangan udara Israel selama delapan hari ini, telah membunuh sedikitnya 35 warga Palestina dan 23 di antaranya adalah para pejuang Palestina. (ln/aljz)