Revolusi Mesir Berdampak Terhadap Pasokan BBM untuk Gaza

Bahan bakar bagi rakyat Gaza telah berkurang secara signifikan karena situasi di Mesir, dan hal itu menyebabkan masalah serius bagi rakyat Palestina yang tinggal di wilayah itu.

Tel Aviv telah sering menutup perbatasan Gaza, dan pengadilan Israel juga telah mengurangi kuota BBM memasuki Jalur Gaza tanpa memberikan alasan.

Selain itu, bahan bakar dan pasokan barang lainnya sangat dibutuhkan, yang dibawa melalui terowongan bawah tanah antara Gaza dan Mesir telah terhenti.

Pasokan bahan bakar turun tajam pada awal revolusi Mesir, tapi sekarang tidak ada bahan bakar yang datang melalui terowongan bawah tanah, seorang koresponden Press TV melaporkan dari Gaza pada hari Jumat kemarin (4/2).

Pada hari pertama pemberontakan Mesir, warga Gaza berbaris di SPBU untuk mencoba untuk mengumpulkan bahan bakar sebanyak mungkin, meskipun tidak ada cara untuk mengetahui berapa lama toko memiliki stok bahan bakar.

Asosiasi Importir bahan bakar Gaza mengatakan bahwa cadangan minyak diesel dan bensin di SPBU di Jalur Gaza sudah habis sama sekali.

BBM tidak hanya dibutuhkan untuk menjaga kendaraan tetap berjalan di wilayah yang diblokade tersebut, tetapi juga merupakan kebutuhan dasar yang digunakan untuk menjalankan generator domestik dan industri selama seringnya terjadinya pemadaman listrik, juga digunakan untuk menjalankan peralatan rumah sakit agar tetap berjalan.

Para ekonom mengatakan bahwa kurangnya bahan bakar akan memiliki konsekuensi serius bagi semua aspek kehidupan di Gaza.

Sejak tahun 2006, ketika Israel memberlakukan blokade melumpuhkan di Jalur Gaza, terowongan di sepanjang perbatasan dengan Mesir telah menjadi alternatif bagi rakyat Gaza mendapatkan kebutuhan sehari-hari mereka. Mereka menggunakan terowongan untuk mengimpor bahan pangan dan bahan kebutuhan pokok lainnya.

Sekarang dengan bahan bakar yang tidak akan masuk lagi melalui lorong-lorong bawah tanah, warga Palestina di Gaza ketakutan dalam menghadapi beberapa hari sulit  yang terbentang di depan, meskipun jumlah terbatas bahan bakar diperbolehkan melalui penyeberangan Israel.

Para ahli mengatakan bahwa kekurangan bahan bakar akan memperburuk masalah ekonomi stagnan di Gaza dan akan meningkatkan pengangguran dan angka kemiskinan di wilayah terkepung itu. (fq/prtv)