Ribuan Warga Gaza Lakukan Aksi Bakar Patung Mahmud Abbas

Ribuan pendukung Hamas di Gaza membakar patung Presiden Mahmoud Abbas dan para pembantunya Rabu kemarin (26/1), setelah TV Al-Jazeera TV membocorkan dokumen yang menunjukkan pemimpin Otoritas Palestina berkolusi dengan Israel dan AS melawan Gaza.

Unjuk rasa ini datang sebagai tanggapan terhadap laporan oleh stasiun satelit Arab tersebut tentang dokumen dari satu dekade perundingan Israel-Palestina. Al-Jazeera, yang telah merilis dokumen secara bertahap minggu ini, mengatakan dokumen juga menunjukkan bahwa Abbas membuat konsesi luas pada Yerusalem dan nasib pengungsi Palestina.

Unjuk rasa melawan Abbas di Gaza Rabu kemarin adalah terbesar sejak Al-Jazeera mulai menerbitkan dokumen yang bocor pada hari Ahad lalu.

Dalam perjalanan ke Rafah, pengunjuk rasa membakar patung Abbas dan para pembantunya, dengan bendera Israel disampirkan di leher mereka. Sebuah peti mati ditutupi dengan gambar-gambar Abbas, Perdana Menteri Salam Fayyad dan kepala negosiator Saeb Erekat yang juga dibakar.

Atallah Abu al-Suboh, seorang pemimpin Hamas lokal, berbicara kepada kerumunan orang sebelum pembakaran tersebut.

"Mereka adalah geng," katanya, sambil menunjuk peti mati, dan mereka tidak mewakili rakyat Palestina. "

"Seluruh Palestina harus mengusir mereka pergi," kata al-Suboh. "Tidak seorang pun memiliki hak untuk kompromi. Tidak seorang pun memiliki hak untuk menyerahkan hak sah dan prinsip kami."

Aksi hari Rabu kemarin merupakan serangan publik paling keras terhadap Abbas daripada sebelumnya.

Dalam siaran hari Rabu, Al-Jazeera menyajikan dokumen itu mengatakan Abbas bertindak di bawah tekanan AS ketika ia memutuskan pada tahun 2009 untuk menghentikan kampanye untuk menahan para pejabat Israel yang dituntut untuk kejahatan perang atas perang Israel di Gaza. Protes meletus di wilayah Palestina setelah keputusan itu.

Abbas sendiri telah mengatakan dia menjadi korban kampanye kotor dan Al-Jazeera telah mendistorsinya. Hamas telah mengambil kesempatan itu menuduh Abbas sudah tidak memiliki mandat dari rakyat Palestina untuk membuat konsesi.(fq/ap)