Tentara Zionis Buka Mulut Soal Perang Israel di Gaza

Puluhan tentara Israel buka suara soal operasi "Cast Lead" yang dilancarkan Israel ke Jalur Gaza bulan Januari lalu. Pengakuan tentara-tentara Zionis itu makin menguatkan kesimpulan sejumlah organisasi hak asasi internasional yang menyebutkan bahwa militer Israel telah melakukan serangan yang tidak proporsional dan membabibuta di Jalur Gaza.

Pengakuan para tentara Israel dihimpun oleh organisasi Breaking the Silence yang juga didirikan oleh tentara-tentara Israel yang menentang operasi "Cast Lead". Sedikitnya ada 26 tentara Israel yang memberikan testimoninya tentang pengalaman mereka dalam operasi militer yang menewaskan ribuan warga sipil di Gaza itu. Breaking the Silence menggambarkan semua hal yang diungkapkan para tentara itu sebagai sesuatu yang "serius, mengejutkan dan patut disesalkan".

Puluhan tentara Israel itu mengakui bahwa militer Israel membolehkan mereka melakukan tindakan brutal seperti membakar rumah, membunuh siapa pun yang dicurigai dan menjadikan warga sipil Gaza sebagai tameng hidup. Mereka juga mengatakan militer Israel mengerahkan tentara-tentara yang memiliki karakter agresif serta memiliki masalah soal kedisiplinan.

Para tentara yang dimintai testimoninya oleh Breaking di Silence terdiri dari 14 tentara wajib militer dan 12 tentara cadangan Israel. Dari pengakuan mereka terungkap perilaku tentara Israel yang menyimpang selama melakukan agresi ke Gaza. Tentara-tentara Israel misalnya, menggunakan bom pospor putih secara sembarangan ke wilayah pemukiman sipil. Kalau merasa bosan, para tentara itu menyemprotkan air sembarangan dari kendaraan water canon dan banyak tentara Israel yang tidak dibekali pengetahuan yang cukup soal kelompok-kelompok pejuang yang ada di Gaza.

Dari pengakuan para tentara Israel itu, Breaking the Silence menyerukan masyarakat dan para pimpinan Israel untuk membuka penyelidikan baru. Tapi militer Israel menolak semua pengakuan itu dan menyebut pengakuan para tentaranya sebagai omong kosong.

Sedikitnya 1.400 warga sipil Palestina di Jalur Gaza gugur syahid saat militer Zionis melakukan agresi ke wilayah itu selama 22 hari bulan Januari lalu. Pihak Israel sendiri kehilangan 13 warganya, 10 diantaranya tentara. Dalam agresinya, menurut data PBB, Israel menghancurkan lebih dari 50.000 rumah, 800 properti industri, 200 sekolah, 39 masjid dan dua gereja di Gaza.

Berbagai organisasi internasional melakukan penyelidikan terhadap operasi "Cast Lead" yang dilancarkan Israel ke Gaza dan semuanya menyimpulkan bahwa militer Israel telah melakukan pelanggaran HAM dan telah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Tim pencari fakta dari Liga Arab menyatakan bahwa pejabat pemerintah Israel juga harus dimintapertanggungjawabannya atas kejahatan tersebut. Tapi sampai detik ini, militer Israel masih leluasa melakukan kejahatannya di Gaza dan di wilayah Palestina lainnya di Tepi Barat. (ln/bbc)