KH. Hasyim Ashari Pendiri NU Itu Berjenggot, Bersorban, dan Berjubah

Eramuslim.com -Siapa tak kenal sosok KH Hasyim Asy’ari? Kaum Muslim Indonesia pasti tahu bahwa beliau adalah pendiri Jamiah Nahdlatul Ulama.

Tapi seperti apa sosoknya? Semua yakin ‘Hadratus Syeikh’ (Maha Guru) yang lahir lebih dari satu abad silam (tepatnya lahir di Demak Jawa Tengah, 10 April 1875) belum banyak yang tahu. Apalagi pada kurun kehidupannya itu ‘teknologi perekam’ masih sangat sederhana. Jangankan direkam film apalagi video, foto beliau ‘hampir-hampir’ atau sangat jarang ditemukan.

Namun, seperti dituturkan oleh santri Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang, Taufik Mkt, tiba-tiba foto-foto asli Hadratus Syeikh ‘Mbah’ KH Muhammad Hasyim Asy’ari pendiri ormas Isam terbesar di Indonesia itu dapat ditemukan.

Foto tersebut berasal dari arsip foto ‘Almaghfurlah wa Murobbina’ KH Amir Ilyas dari Pesantren Guluk-guluk Madura.Arsip tersebut ditemukan atau dibongkar oleh cucunya yang bernama KH Mubassyir Sa’di pada tanggal 2 Syawal 1438 H lalu (kemarin).

Setelah itu, foto kemudian diupload melalui akun instagramnya.

“Dan di balik foto tersebut terdapat tulisan keterangan Hadratus Syeikh (riwayat dari Gus Fariz Sa’di melalui akun Face Book beliau),’’ kata Taufik alumni Pesantren Tebu Ireng tahun 1992 asal Surabaya.

Taufik mengatakan, bila mencermati foto itu maka tampaknya diambil di area sekitar Pesantren Tebu Ireng. Dan di situ terlihat aktivitas KH Hasyim Asy’ari ketika berada di halaman pesantrennya.

“SubhanAllah.. Foto-foto terebut sangat berharga. Ya Allah., jadikanlah kami salah satu murid beliau dan kumpulkanlah kami bersama Hadratus Syeikh Mbah KH.Hasyim Asy’ari beserta para Masyayikh di akhirat nanti… Amin,’’ kata Taufik dengan perkataan yang penuh nada gembira.

“Wow, foto ini sangat langka. Foto ini akan mengubah stigma akan sorban, jenggot, dan jubah yang selama ini telah menjadi pakaian keseharian para kyai kita,” pungkasnya.

(ka/republikaonline)

https://m.eramuslim.com/resensi-buku/resensi-buku-pre-order-eramuslim-digest-edisi-12-bahaya-imperialisme-kuning.htm