Empat Tanda Muslim Sampai pada Derajat Takut Allah SWT

Rasulullah SAW menyatakan bahwa beliaulah manusia yang paling takut kepada Allah. Sabdanya, “Sesungguhnya orang yang paling tahu dan takut kepada Allah di antara kalian adalah aku.” (HR Bukhari, Ahmad, Abu Daud dan Imam Malik). Dalam beberapa kesempatan Rasulullah SAW menampakkan rasa takut yang luar biasa kepada Allah. Ibnu Mas’ud menceritakan, “Rasulullah berkata kepadaku, ‘Bacakanlah Alquran untukku’. Aku menjawab, ‘Ya Rasul bagaimana aku akan membacakannya untukmu, sedangkan engkaulah yang diberi Alquran?’ Beliau bersabda, ‘Bacalah, karena sesungguhnya aku senang mendengarkannya dari orang lain’. Kemudian aku membaca ayat yang ada dalam surat An-Nisaa sampai pada ayat, Maka bagaimanakah apabila Kami mendatangkan seorang saksi dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu sebagai saksi atas mereka itu (QS An-Nisaa [4]: 41). Beliau berkata, ‘Cukup!’ Aku melihat kedua matanya berlinang air mata” (HR Muttafaq ‘alaih

Menurut Dr ‘Aidh Abdullah Al-Qarny ada empat tanda khauf. Pertama, adanya kesesuaian antara lahir dan batin. Artinya, perbuatan dan hati seseorang tidak saling bertentangan. Amal lahirnya tidak lebih baik daripada batinnya. Kedua, jujur kepada Allah SWT dalam ucapan, perbuatan dan sikapnya. Allah Maha Mengetahui atas segala yang diperbuat oleh manusia, terlihat maupun tidak, sehingga tidak ada peluang untuk berdusta.

Kejujuran ini tidak sebatas pada hati saja. Para ulama berkata, “Ada tiga tingkatan kejujuran, yaitu kejujuran dalam bersikap, kejujuran dalam perbuatan dan kejujuran dalam ucapan”. Ketiga, menyesali kejelekan dan bergembira atas amal baik yang telah diperbuat. Tanda ini terungkap dalam QS Ali Imran [3] ayat 135-136, Dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.

Keempat, hari ini lebih baik dari kemarin. Khauf akan memacu seseorang untuk senantiasa berburu amal. Yang ada dipikirannya adalah bagaimana ia terus menambah dan memperbaiki amalnya. Ia berusaha agar amal hari ini lebih baik dan lebih banyak daripada sebelumnya.(end/rol)