Kisah Cinta Pemuda Ahli Ibadah

Lantas, apakah cinta keduanya kendur atau hilang? Ternyata, rasa itu semakin tumbuh, menjulang sekokoh gunung dan menancap kuat ke dalam bumi. Cinta mereka justru bertumbuh semakin menjadi, suci dan menyejarah.

Masa berlalu. Hingga akhirnya, wanita dambaan hatinya itu meninggal, sebelum keduanya sempat merayakan cinta di dunia dalam bingkai kehalalan. Syahdunya, sosok yang telah mati itu, menemui sang pemuda, di alam mimpi. Dalam mimpi sang pemuda, wanita itu terlihat lebih cantik. Menawan sekali. Kemudian, sang pemuda bertanya, “Kau amat cantik. Apakah cintamu padaku telah berkurang atau hilang?”

Aduhai, betapa romantisnya jawaban sang wanita. Katanya sembari tersipu malu, “Aku tetap mencintaimu.” Ditukaslah jawaban itu oleh sang pemuda, “Lantas, kapan aku bisa bertemu denganmu dan menghalalkan cinta kita?” Wanita penuh pesona itu menjawab, amat meyakinkan, “Tak lama lagi, kau akan menemuiku.” Kemudian berakhirlah dialog dalam mimpi itu ketika sang pemuda terbangun di sepertiga malam yang terakhir.

Maka berdirilah ia dalam munajat panjang-syahdu nan merindu kepada Rabbnya. Ia berdiri, rukuk dan sujud dalam hening, pertanda cintanya yang teramat kepada Allah Yang Maha Menciptakan.

Tak berselang lama, sekitar sepekan selepas mimpi itu, sang pemuda mati. Dikisahkan, keduanya mendapat ampunan sebab berhasil merawat cintanya dalam ketaatan. Ketika terbuka peluang untuk bermaksiat penuh dosa, keduanya mampu memenangkan iman atas syahwatnya.

Maka beruntunglah pemuda ahli ibadah itu dan kekasihnya. Maka beruntunglah siapa pun diantara kita yang berhasil meneladaninya. Sebab cinta memanglah suci. Tak elok jika ia dibumbui nafsu dan berakhir dalam siksa neraka yang menyala. [pirman/kisahikmah]