Sains dalam Al-Qur’an: Belut Listrik dan Ikan Berlampu

Selain belut, ada beberapa jenis ikan yang juga dapat menghasilkan energi

listrik. Sebagian ikan memiliki tubuh yang bertegangan listrik yang jika seseorang memegangnya, ia akan tersetrum dan terpaksa harus melepaskan hawan itu.

Sebagian yang lain memiliki kemampuan untuk menyalakan dan mematikan “lampu” di tubuhnya. Jadi, di tubuh ikan ini terdapat lampu – lampu yang bisa menyala dan padam.

Sebagian lagi bisa memancarkan cahaya berwarna merah, putih atau biru.

Sebagian ikan paus memiliki tubuh dengan barisan “lampu – lampu” seperti lampu – lampu truk gandeng yang bisa kita lihat di jalanan pada malam hari.

Sebagian ikan–ikan ini menggunakan kemampuan mereka untuk memadamkan cahaya tubuhnya dan ia pun hilang dari penglihatan musuh.

Yang paling menakjubkan dalam pembahasan ini, ketika memproduksi cahaya dengan

mengonsumsi energi, pada saat yang sama manusia juga mengonsumsi energi panas yang tidak diperlukan dalam jumlah yang besar. Energi panas tersebut merupakan energi panas yang sia–sia.

Karena itu bisa dikatakan bahwa tidak ada satu lampu pun yang bisa menyala tanpamemproduksi energi panas yang cukup besar. Sebaliknya, ikan bisa memproduksi cahaya tanpa sekali pun memanaskan tubuhnya.

Sesungguhnya di lautan terdapat jutaan jenis ikan dan berbagai jenis makhluk hidup yang menakjubkan bagi akal manusia. Semua itu adalah ciptaan Allah dan ditundukkan untuk kepentingan manusia.

Namun manusia yang diuntungkan dengan penciptaan makhluk–makhluk itu lalai terhadap Tuhannya. Allah berfirman, “ Langit yang tujuh, bumi dan semua yang di dalamnya bertasbih kepada Allah. Tidak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya., tetapi kalian tidak mengerti tasbih mereka. Sungguh Allah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (Al – Isra’ :44)

Makhluk–makhluk itu, yang diciptakan untuk kepentingan manusia, semuanya bertasbih kepada Tuhannya. Adapun manusia yang memanfaatkan semua makhluk itu, di satu sisi merekalalai untuk mengingat Tuhannya dan di sisi lain durhaka kepada – Nya. (Okz)