Menjalani Ramadhan Di Masa Penuh Fitnah

Saudaraku, kondisi dunia dewasa ini membuktikan kebenaran hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa “Sungguh akan terurai ikatan Islam simpul demi simpul.” Bahkan saat ini praktis seluruh simpul telah terurai, sejak dari simpul hukum hingga simpul sholat. Inilah zaman sarat fitnah.

Saudaraku, menghadapi masa fitnah seperti dewasa ini tidaklah cukup kita hanya shaum Ramadhan secara tekstual yakni menjaga jarak dari makan, minum & hubungan badan dengan pasangan hidup. Inilah pengertian berpuasa sepanjang masa yang kita sudah sama ketahui. Namun secara kontekstual kitapun dituntut untuk shaum Ramadhan di Masa Fitnah dengan menjaga jarak dari berbagai fitnah zaman. Kita ditunutut untuk bara’ alias melepaskan diri dari ikatan nila-nilai Sistem Dajjal. Diperlukan kekuatan jiwa yang wala’ alias loyal sepenuhnya kepada Allah agar shaum Ramadhan di Babak Keempat Akhir Zaman tidak terseok-seok karena tarikan fitnah Sistem Dajjal yang begitu hegemonik.

Diperlukan tekad kuat untuk berlepas diri dari nilai-nilai kufur yang merebak dewasa ini. Jadilah mukmin yang sedemikian rindu dengan surga akhirat sehingga tidak bakal berhasil dirayu oleh surga dunia. Jadilah mukmin yang sangat takut akan neraka akhirat sehingga berbagai bentuk neraka dunia tidak bakal sanggup mengancam diri. Di antara kiat untuk menghadirkan jiwa seperti itu ialah memastikan setiap malam membaca dengan penuh perenungan dan keyakinan doa yang diajarkan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam ketika sholat Tahajjud:

اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ
وَلَكَ الْحَمْدُ لَكَ مُلْكُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ وَلَكَ الْحَمْدُ
أَنْتَ نُورُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ
مَلِكُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ الْحَقُّ وَوَعْدُكَ الْحَقُّ
وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ وَقَوْلُكَ حَقٌّ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ

Bila Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam bangun di waktu malam untuk sholat tahajjud beliau mengajukan doa berikut: “Ya Allah bagiMulah segala pujian. Engkaulah Yang Maha Memelihara langit dan bumi serta apa yang ada pada keduanya. Dan bagiMulah segala pujian, milikMu kerajaan langit dan bumi serta apa yang ada pada keduanya. Dan bagiMu segala pujian, Engkau Cahaya langit dan bumi dan apa yang ada pada keduanya. Dan bagiMu segala pujian, Engkaulah Raja di langit dan di bumi. Dan bagiMulah segala puian, Engkaulah Al Haq (Yang Maha Benar), dan janjiMu haq (benar adanya), dan perjumpaan denganMu adalah benar, firmanMu benar, surga adalah benar, neraka adalah benar.” (BUKHARY 1053)

-Ihsan Tanjung-