Rekreasi Hati

Bismillah…

تركيز (Tarkyz)…

Ah, tarkyz.. beruntung sekali aku dikenalkan dengan kata ini.. sekarang, ketika akan ada tarkyz, maka yang terbayang di benakku adalah meninggalkan penatnya urusan dunia dan melayang tinggi ke urusan-urusan langit atau ‘kaku’nya biasa kita dengan dengan urusan akhirat…

Persepsi itu begitu saja timbul ketika pertama kali diadakan untuk kami tarkyz Qurani.. ah.. jika ingat masa-masa itu.. rasanya sombong sekali ingin menolak tawaran nikmat dan hidayah yang luar biasa itu..

Ketika itu, kami diharuskan untuk meninggalkan urusan dunia selama tiga hari dan pergi ke suatu tempat yang asing dan tidak biasa bagi kami dengan target bahwa kami harus menghafal surah Kahfi.. surah yang biasa dilantunkan oleh cinta kita, Rasulullah SAW pada hari jumat yang berarti itu menjadi tuntutan bagi kami utk melaksanakannya pula..

Daripada Umar beliau berkata, Nabi SAW telah bersabda, “Sesiapa membaca Surah Al-Kahfi pada hari Jumat, maka bersinarlah cahaya daripada bawah kakinya hingga ke langit, untuknya di hari kiamat dan diampunkannya antara dua Jumat.” (HR Ibnu Katsir)

Rasulullah saw bersabda, “Maukah aku tunjukkan padamu suatu surat yang diikuti oleh seribu malaikat ketika diturunkan, dan keagungannya memenuhi antara langit dan bumi?” Sahabat menjawab: "Mau." Rasulullah saw bersabda, “Surat Ashhabul Kahfi. Barangsiapa yang membacanya pada hari Jumat, Allah akan mengampuni dosanya sampai Jumat berikutnya dan ditambah tiga hari, diberi cahaya yang mencapai ke langit, dan akan terjaga dari fitnah Dajjal.” (Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn 3 : 243)

Cukuplah sabda Rasul kami SAW tersebut menjadi alasan bagi kami untuk mencoba mengamalkannya dan mengcoba menghafalkannya.. sedikit tawaran yang menggiurkan dari sekian banyak sabda beliau saja sudah membuat kami tergiur akan nikmatnya tawaran akhirat itu..

Namun, selalu saja.. mengamalkan ilmu menjadi cobaan tersendiri bagi kami yang mencintai ilmu.. cobaan bagaimana kami apakah dapat mengamalkannya atau tidak..

Jujur saja,beberapa dari kami –dengan sombongnya— sedikit merasa terganggu dengan tiga hari yang ditawarkan. Masih saja akal-akal ini terkunci pada hal-hal duniawi.. beberapa dari kami ada yang sudah merencanakan agenda lain dalam tiga hari itu, pun saya sendiri sebenarnya bukan tidak ada agenda. Pada saat itu ada mubes (musyawarah besar) dari suatu organisasi yang saya ikuti. Selain itu tugas kuliah pun menumpuk dan menunggu tuk diselesaikan.

Tapi bagaimanapun juga kami bukan orang yang bebal, Insya Allah.. dan tentunya kami tidak mau menjadi orang-orang yang bebal, kami tidak mau hati-hati kami menjadi terkunci karena mencoba lari ilmu, lari dari Qur’an, lari dari nikmatnya tawaran akhirat dalam sabda-sabda teladan kami.

Dengan meluruskan niat, bismillah.. kami berangkat.. kami berangkat dengan meninggalkan segala yang akan mengganggu niat dan fikir kami. Kami tinggalkan tugas-tugas kampus dan kami alihkan amanah-amanah kampus yang masih bsa di handle orang lain. Bismillah..

Well.. ketika sampai di tempat tujuan, ya memang kami hanya di fokus kan untuk menghafal surah Kahfi. Ayat demi ayat kami coba mengahafal. Hafal sudah satu ayat kami coba meniti ayat berikutnya. Hafal sudah satu baris, kami coba menititi baris berikutnya. Hafal sudah satu halaman, kami coba meniti halam berikutnya. Begitulah..

Dan memang tiap orang punya gaya menghafal masing-masing. Bagi yang belum mengenai gaya menghafalnya, ini pun menjadi ajang bagi kami tuk lebih mengenali diri. Dalam 3 hari saja sudah bermacam perasaaan yang hinggap dalam dada kami.

Semangat! Rasa ini yang paling sering hadir. Namun tidak dipungkiri bahwa rasa jenuh juga kerap kali datang dan mengganggu… ahh..bukan muslim namanya kalau tidak diuji. Bukankah Allah sendiri yang mengatakan bahwa kita tidak akan dibiarkan mengatakan “aku telah beriman” sampai ujian itu datang pada kita. Ujian yang akan menaikkan atau menurunkan tingkat kita di mataNya.

Dan tiga hari berlalu sudah. Terbukti sudah niat-niat kami.. setiap orang memang menpunyai tingkat kemampuan sendiri yang Allah karuniakan kepada kami. Dari kami 48 orang, tiga orang menyelesaikan Kahfi ini dalam tiga hari, subhanallah. Ada pula yang tiga halaman, empat halaman, lima halaman, ada pula yang baru mampu satu halaman.

Hey, tapi ini bukan lomba kawan.. tiga hari, berapapun yang kami dapat, ini adalah proses.. dan kita punya Yang Maha Adil. Ia tidak akan menilai dari hasil, tapi proses dan kesungguhan yang digabung dengan tekad. Berapapun halaman yang kami dapat, kami sadar ini bukan menjadi tolak ukur. Maka yang menjadi evaluasi bagi kami, sampai mana kami telah bersungguh-sengguh dalam mendekatkan diri dengan Quran dengan mencoba mengahaf surah Kahfi.

Dan tahukah apa yang kurasakan ketika aku pulang? Aku seperti merasa turun dari damainya negeri langit ke penatnya hiruk pikuk polusi duniawi.. aku dihadapan kembali dengan tugas-tugas kampus, amanah kampus, permasalahan di rumah, tempat kos, cucian baju yag menumpuk (ups, hehe) yang sebnarnya dalam tiga hari ini sudah kuhilangkan dari fikirku. Subhanallah.. sejujurnya perasaan ini belum pernah kudapatkan sebelumnya. Baik setelah rekreasi ke pegunungan sekalipun (karena saya sangat suka indahnya alam pengunungan), tetap tidak dapat menyamai dengan perasaan ini. Saya juga pernah dirawat selama seminggu di rumah sakit yang juga mengharuskan saya membuang fikrian-fikiran lain, tapi tidak juga menyamai perasaan ini ketika kembali ke rutinitas awal.

Memang disana kami juga sempat merasa jenuh, lapar, bosan, lelah. Kami juga diharuskan untuk mengerahkan seluruh kemampuan kami, seperti begadang atau bangun di sepertiga malam untuk sdikit tidur dan lebih banyak berinteraksi dengan Qur’an.. tapi begadang seperti ini beda rasanya dengan begadang tuk mengerjakan tugas kampus..

Masih sangat jelas tergambarkan perasaan itu.. inilah rekreasi yang sebenarnya, rekreasi HATI.. fisik ini lelah memang, tapi hati lebih lelah.. lelah dengan hiruk pikuk permasalahan dunia.. hati ini haus.. haus akan cahaya langit sebagimana fitrahnya. Dan hati ini gersang, kering dan hampa karena minimnya cahaya yang seharusnya ia dapatkan. Inilah rekreasi HATI..

Sekali lagi, masih sangat jelas tergambarkan perasaan itu kawan. Dan esok hari…kami akam tarkyz ‘ilmi (ilmu). Aku merindukan perasaan itu.. Wahai hati, engkau akan dapatkan hakmu kembali..^^

Wallahu’alam..

Syukurku padaMu Rabbi.. tetapkanlah hati kami pada jalanMu.. aamiin,

www.anahumayrah.com