Evaluasi di Pertengahan Ramadhan

Kawan, apa kabarmu hari ini? Sehat kah? Bagaimana kabar ruhanimu? Tidak dalam keadaan futur kan? Kawan, tidak terasa sudah 15 hari telah kita lewati di bulan Ramadhan ini. Ada rasa senang, bahagia, gembira, cemas, bahkan sedih. Di antara tawaran diskon belanja, parcel lebaran yang berwarna-warni, antrian loket tiket mudik serta rasa kangen berkumpul dengan keluarga yang semakin menggebu; ada rasa cemas dan sedih di dalam hati. Cemas memikirkan apakah ibadah Ramadhan telah dilakukan dengan optimal. Sedih mengingat tinggal setengah perjalanan lagi Ramadhan sudah meninggalkan kita. Apakah masih ada umur untuk bertemu dengan bulan Ramadhan tahun depan? Bagaimana jika Ramadhan tahun ini adalah Ramadhan terakhir dalam hidup kita? Wallahu alam.

Untuk itu kawan, ada baiknya kita mengevaluasi diri. Apakah sudah sepenuh hati kita beribadah di bulan Ramadhan tahun ini. Ada baiknya beberapa pertanyaan kita tujukan pada hati nurani kita dan hanya kita sendiri yang tahu jawabannya.

Sudahkah kita menahan hawa nafsu kita, bukan hanya sekedar menahan lapar dan dahaga semata? Apakah sudah terasa penderitaan orang-orang yang kelaparan? Sudahkan kita memberi ifthor untuk orang yang berpuasa? Atau masih terasa berat untuk berbagi pada saat berbuka puasa?

Sudahkan malam Ramadhan kita isi dengan tarawih? Atau kita masih sering meninggalkan sunnah muakad ini? Sudahkah kita perbanyak bacaan ayat suci Al-Qur’an? Sudah khatam kah? Atau lebih banyak waktu yang terbuang daripada untuk membaca dan mengkajinya?

Sudahkah sepertiga malam terakhir kita isi dengan qiyamul lail? Atau untuk sahur saja kita tidak kuasa untuk bangun?

Sudahkah kita sucikan dosa-dosa dengan taubat? Atau malah semakin banyak dosa baru yang kita buat? Padahal bulan Ramadhan adalah bulan pengampunan.

Sudahkan kita sisihkan harta untuk shadaqoh? Atau sudah tidak tersisa lagi setelah membeli baju lebaran?

Sudahkah kita persiapkan diri untuk mendapatkan Lailatul Qodar? Bisakah kita merasakan isyarat datangnya malam seribu bulan ini?

Sudahkah kita berjuang sekuat tenaga melawan hawa nafsu sehingga nantinya pantas menjadi pemenang di hari yang fitri? Ataukah merapuh semangat juang kita di tengah jalan?

Sudahkah kita mempersiapkan ketulusan hati untuk memberi maaf di saat kita kembali fitri? Sudah siapkah lisan dan hati kita mengucapkan maaf untuk melebur dosa yang telah lalu? Atau ego masih sulit untuk kita kalahkan?

Sudahkah kita menjadi pribadi yang lebih baik di pertengahan Ramadhan ini? Sudahkah kita meraih puasa Khawashul Khawash? Yaitu puasa yang mengikat hati dengan kecintaan pada Allah, tidak memperhitungkan selain Allah, membenci perilaku maksiat dan hanya menyibukkan hati dengan ketaatan dan dzikir pada-Nya.

Kawan, kita berharap sebagian besar bahkan semua pertanyaan evaluasi di atas kita jawab ”SUDAH”. Apabila masih ada yang belum bisa kita jawab, masih ada setengah perjalanan lagi meningkatkan kualitas ibadah kita. Masih ada sepuluh malam terakhir untuk kita mohon ampunan kepada-Nya. Masih ada kesempatan menyisihkan harta untuk berzakat di akhir bulan Ramadhan. Semoga Allah memberi kekuatan dan kesabaran untuk meningkatkan amal ibadah kita. Semoga Allah memanjangkan umur dan mempertemukan kita dengan Ramadhan tahun depan dan semoga kelak kita mendapatkan surga Ar-Rayyan, yaitu surga untuk orang-orang yang berpuasa. Amin

Wassalamu’alaikum wr. wb.
15 Ramadhan 1427 H