Ketika Adzan Dilalaikan

Kita sebagai umat muslim di Indonesia hendaknya bersyukur. Agama Islam di Indonesia merupakan agama mayoritas yang dianut oleh penduduk negeri ini. Dan sebagai negara yang jumlah penduduk muslimnya terbesar di dunia, panggilan adzan dari masjid-masjid merupakan suatu hal yang tidak asing lagi di telinga kita. Bisa dibayangkan ketika kita hidup di negara yang mayoritas penduduknya non muslim, panggilan adzan akan sangat jarang kita temukan, bahkan menjadi sesuatu hal yang langka.

Kalimat-kalimat adzan adalah di antara ungkapan yang paling sering dan paling banyak kita dengar setiap hari. Adalah hal yang sudah menjadi pengetahuan umum bagi seluruh umat Islam, bahwa kalimat-kalimat yang dilantunkan oleh seorang muazzin ketika adzan, berarti panggilan untuk segera bangkit dan bergerak serta meninggalkan segala macam aktifitas yang bersifat duniawi dan segera menghadap Allah dengan melaksanakan sholat.

Pernah suatu periode tertentu saya mengabaikan seruan adzan ini. Ketika adzan dikumandangkan dari masjid sebelah yang jaraknya tidak sampai 100 meter dari rumah, dalam pikiran terbersit, ah nanti saja, kan belum iqomah. Lagian masjidnya juga dekat. Akhirnya kebiasaan ini menjadi sesuatu hal yang biasa, ketika adzan dikumandangkan masih sibuk dengan aktivitas, setelah iqomah baru mengambil air wudhu. Dan sudah menjadi konsekuensi yang logis, saya tertinggal sholat berjamaah.

Seiring berjalannya waktu, saya semakin tidak memperhatikan adzan, sebuah panggilan sekaligus perintah Allah untuk meninggalkan segala aktivitas dan beranjak menunaikan sholat. Sholat berjamaah di masjid semakin lama menjadi semakin berat. Akhirnya ya saya sholat sendiri di rumah. Dan kebiasaan ini berlangsung sangat lama.

Panggilan azdan bagi saya waktu itu hanyalah pertanda, oh sudah waktunya sholat, tetapi ya tetap tidak segera beranjak untuk sholat. Istilahnya saya nyuekin panggilan azdan tersebut. Tetapi lama-kelamaan, karena saya mencuekin adzan ini, saya menjadi tidak merasa mendengar adzan lagi. Sewaktu adzan subuh datang, saya masih terlelap tidur. Seolah sengaja bagi Allah menghukum saya karena sebelumnya dipanggil untuk menunaikan sholat tidak segera beranjak. Tidak hanya sholat subuh saja, untuk sholat-sholat berikutnya, saya merasa seolah-olah panggilan adzan itu tidak ada lagi.

Akhirnya saya menyadari, ada sesuatu yang hilang dari diri saya. Semangat untuk beribadah kepada Allah tidak ada lagi. Dan ternyata diakibatkan oleh ketidakpedulian saya tadi terhadap panggilan mulia ini. Saya telah melalaikan sebuah panggilan surga.

Ketika saya kembali memperdulikan azdan. Begitu adzan dikumandangkan saya segera bergegas wudhu dan menuju masjid dengan semangat. Ternyata hal ini bisa mengembalikan semangat saya yang hilang. Hidup jadi lebih tenang. Waktu kembali tertata. Alhamdulillah.

Tidakkah kau ingat bahwa panggilan sholat lebih mulia dan utama dari dunia dan seluruh isinya?