Serangan Fajar

Tahun 1993-1994, saya pernah diamanahi untuk menjadi ketua CRIPTA (Club Remaja Islam Perumnas Tangerang), sebuah wadah yang menyatukan puluhan bahkan ratusan remaja masjid di seluruh Perumnas Tangerang, baik Perumnas I, II, dan III.

Dari kebanyakan program yang dilakukan selama satu tahun, ada satu kegiatan yang membuat saya begitu rindu untuk mengulanginya lagi, walau belum yakin seratus persen bisa melakukannya lagi. Satu kegiatan itu diberi nama "Serangan Fajar", mengambil judul sebuah film sekaligus sebuah aksi sejarah -tolong koreksi- peperangan zaman kemerdekaan.

Namun "serangan fajar" kali ini tidak menggunakan senjata dan tidak ada musuh yang harus ditembaki. Aksi ini berupa shalat subuh bersama para anggota CRIPTA yang setiap kali menghadiri pengajian bisa mencapai 200 orang. Serangan fajar dilakukan setiap Ahad subuh dengan mengunjungi salah satu masjid yang disepakti malam harinya. Sangat mudah untuk melakukan program ini, sebab setiap sabtu malam CRIPTA menjalankan program lainnya, yakni ta’lim rutin.

Peserta yang datang biasanya berkisar 150 sampai 200 orang lelaki dan perempuan. Usai pengajian, diumumkanlah bahwa serangan fajar subuh besok di masjid A, begitu seterusnya setiap sabtu malam usai pengajian digilir masjid mana yang menjadi sasaran serangan fajar.

Dua tujuan program ini, pertama jelas membiasakan anggota CRIPTA untuk shalat subuh berjamaah di masjid. Kedua, untuk memakmurkan masjid. Bayangkan, jika tiba-tiba ada satu masjid yang ramai jamaahnya pada saat subuh, tidak hanya akan membuat kaget dan heran pengurus masjid, melainkan juga menarik perhatian jamaah lainnya yang belum terbiasa shalat subuh berjamaah.

Pernah di satu subuh, ratusan remaja masjid mendatangi masjid yang biasanya setiap subuh hanya dihadiri satu shaff (barisan) saja, sehingga subuh kali itu masjid menjadi penuh dan membuat imam dan beberapa pengurus masjid terheran-heran, siapa anak-anak muda ini dan dari mana datangnya. Pada kesempatan itu, imam masjid sempat berujar, "Saya bahagia jika anak-anak muda memenuhi masjid di subuh hari. Inilah tanda kekuatan ummat Islam… "

Teringatlah perkataan salah satu sahabat Nabi, "Jika ingin mengetahui kekuatan ummat Islam, lihatlah berapa banyak pemuda yang shalat subuh di masjid"

Duuh, sungguh diri ini rindu sekali untuk mengulangi hal yang sama yang pernah kami lakukan sama-sama di masa lalu. Bukan sendiri, tetapi seperti dulu, bisa menggerakkan banyak anak muda untuk ke masjid berjamaah di saat subuh. Semoga Allah masih memberikan diri ini kekuatan untuk melakukannya… (Gaw)