Gencatan Senjata Hamas – Rezim Israel Tahap ke Dua?

Gencatan senjata antara Harakah al-Muqawamah al-Islamiyah (HAMAS) dengan Zionis Israel yang berlangsung sejak 19/6/2008, telah berakhir pada hari Jum’at, 19/12/2008, jam 04.00 waktu setempat (11.00 GMT).

Gencatan senjata yang telah berlangsung selama enam bulan, dimediasi oleh pemerintah Mesir, sudah dapat mematahkan tudingan Zionis Israel, Amerika dan antek-anteknya bahwa Hamas adalah teroris.

Tuduhan dan stigmatisasi bahwa Hamas adalah gerakan teroris pupus sudah dibenak manusia yang memiliki akal sehat dan berwawasan luas. Sebaliknya fenomena gencatan senjata yang telah berakhir makin menegaskan bahwa Hamas adalah gerakan perlawanan Palestina yang berjuang membebaskan negerinya dari Penjajah Zionis Israel.

Mengamati konstalasi politik yang terjadi di Palestina dan rezim Israel, tampaknya genjatan senjata antara Hamas dan rezim Israel kemungkinan besar akan dilanjutkan dengan berbagai catatan.
Rezim Israel gamang untuk menyerbu Jalur Gaza dan sangat berkepentingan gencatan senjata dilanjutkan sebab selain orang-orangnya takut mati, alasan lainnya adalah dalam waktu dekat ini akan diadakan pemilihan umum (pemilu) parlemen tepatnya pada tanggal 10 Februari 2009, setelah Perdana Menteri Ehud Olmert mundur September 2008.

Sudah barang tentu, dalam rangka menghadapi pemilu parlemen 10 Februari 2009 dan dilanjutkan pemilihan Perdana Menteri baru, rezim Israel sangat membutuhkan suasana yang kondusif.
Maka, tatkala Presiden Mesir Husni Mubarak mengundang Menteri Luar Negeri Israel, Tzipi Livni, ke Kairo untuk membicarakan peluang bagi kesepakatan gencatan senjata yang baru. Dengan segera undangan tersebut disambut dengan baik oleh rezim Israel.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Yigal Palmor, mengatakan Livni akan berada di Kairo, Kamis (25/12), memenuhi undangan Mubarak. Livni, kata Palmor, menyampaikan sikap keberatan Israel atas tembakan roket dari wilayah Palestina.

Undangan dan pertemuan itu merupakan sesuatu yang jarang disampaikan Mubarak. Sebelumnya Mubarak selalu menggelar pertemuan dengan pemimpin rezim Israel di Sharm El-Sheik, sebuah resor di pinggir Laut Merah dibanding di ibu kota.

Tzipi Livni yang saat ini masih menjabat sebagai Menteri Luar Negeri rezim Israel, sangat berkepentingan dengan pertemuan di Kairo tersebut, karena jika pertemuan itu dapat ditindaklanjuti dan berhasil membuahkan gencatan senjata dengan Hamas, tentu hal ini akan menjadi kridit point baginya dalam kampanye pemilu yang akan datang.

Bagi Hamas, gencatan senjata dapat dilakukan jika rezim Israel mau memenuhi bebarapa tuntutan Hamas terutama yang berkaitan dengan upaya penyelamatan nyawa rakyat Palestina, khususnya di Gaza yang sangat menderita akibat blokade.

Mahmoud Zahar, salah seorang pimpinan Hamas, pada hari selasa (23/12/08), mengatakan Hamas kini tengah mengevaluasi hasil kesepakatan gencatan sebelumnya dan terbuka pada kesepakatan baru.

”Kami tengah mengevaluasi situasi terkini terkait dengan kesepakatan gencatan senjata selama enam bulan terakhir dan jika ada reaksi positif atas kesepakatan sebelumnya, maka kami akan mempertimbangkannya,” kata Zahar seperti dikutip harian cetak Mesir, Al-Ahram.

”Kami siap memperbarui kesepakatan itu jika Israel menghormati syarat-syarat bagi dilanjutkannya kesepakatan tersebut,” lanjutnya.

Sehari sebelumnya Zahar menjelaskan bahwa gencatan senjata yang dilakukan Hamas demi rakyat Palestina. ”Taruhannya adalah nyawa dan kehidupan rakyat Palestina,” tegas Zahar saat diwawancara stasiun televisi Israel,Channel 10, sambil menambahkan Hamas mendesak rezim Israel harus mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan dan dihentikannya operasi militer Israel di Jalur Gaza dan Tepi Barat sebagai pertimbangan utama kesepakatan gencatan senjata selanjutnya.

Jadi kedua belah pihak antara Hamas dan rezim Israel ada keinginan untuk gencatan senjata tahap kedua, sekali lagi gencatan senjata bukan perdamaian! Karena Hamas sejak awal memiliki komitmen tidak ada perdamaian dengan penjajaah Zionis Israel, kecuali penjajah hengkang dari bumi Palestina, para pengungsi dapat kembali ke kampung halamannya dan Palestina merdeka dengan ibu kotanya Al Quds.

فَلَا تَهِنُوا وَتَدْعُوا إِلَى السَّلْمِ وَأَنتُمُ الْأَعْلَوْنَ وَاللَّهُ مَعَكُمْ وَلَن يَتِرَكُمْ أَعْمَالَكُمْ ﴿٣٥﴾

“Janganlah kamu lemah dan minta damai padahal kamulah yang di atas dan Allah (pun) beserta kamu dan Dia sekali-kali tidak akan mengurangi (pahala) amal-amalmu”. (QS: Muhammad/47: 35).

Jika persyaratan yang telah dipaparkan Hamas demi terwujudnya gencatan senjata tahap kedua tidak di perhatikan oleh rezim Israel, bahkan sebaliknya rezim Israel menggelar operasi militer besar-besaran dengan menyerbu Jalur Gaza dan membunuh tokoh-tokoh Hamas.

Tentunya Hamas dan rakyat Palestina tidak akan tinggal diam, tidak hanya memeluk dengkul berpangku tangan, pasti akan ada perlawanan, ada tindakan balasan yang setimpal bahkan lebih dahsyat lagi, termasuk bom syahid akan diaktifkan kembali.

Sejak rezim Israel secara sepihak mundur dari Jalur Gaza musim panas tahun 2005, para pejuang Palestina telah menembakkan lebih dari 10.000 roket dan mortir ke Israel selatan. Sekitar 4.360 roket dan mortir itu ditembakkan sejak Hamas menguasai Gaza, Kamis, 14 Juni 2007.

Lebih dari 360 warga Palestina gugur akibat serangan-serangan balasan rezim Israel terhadap serangan-serangan roket dan mortir Palestina dalam dua tahun belakangan ini, demikian menurut Pusat Hak Asasi Manusia Palestina.

أُذِنَ لِلَّذِينَ يُقَاتَلُونَ بِأَنَّهُمْ ظُلِمُوا وَإِنَّ اللَّهَ عَلَى نَصْرِهِمْ لَقَدِيرٌ ﴿٣٩﴾

“Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu.” (QS: Al Hajj/ 22 : 39).

Kini semua berpulang kepada rezim Israel, apakah mau menerima persyaratan yang telah diajukan Hamas atau sebaliknya menolak. Yang jelas Hamas dengan bertawakal kepada Allah akan siap dengan segala yang akan terjadi, ingin genjatan sejata boleh !, ingin perang OK !. Sebagaimana ungkapan orang Betawi: “Lu jual gue beli !”.

Mudah-mudahan Allah memberikan yang terbaik untuk rakyat Palestina, khususnya di Jalur Gaza dalam berjuang mengusir Penjajah Zionis Israel. Amin.

H. Ferry Nur S.Si
Email : [email protected]
Website : kispa.org

Salurkan Infaq Peduli Al Aqsha
Ke Bank Muamalat Indonesia (BMI) Cabang Slipi
No. Rek. 311.01856.22 an Nurdin QQ KISPA