Hari-Hari Emas Itu (2)

Bunda. Masih ada beberapa hal penting yang perlu engkau ketahui berkaitan dengan usia emas ini.

Menurut pakar Psikologi Perkembangan Elizabeth Hurlock, usia sekitar 0 sampai dua tahun merupakan the True Foundation Age yaitu sebagai masa pembentukan berbagai pola perilaku, berbagai sikap, dan berbagai pola ekspresi emosi bagi anak. Pakar yang sama juga menyebutkan tahapan usia tersebut “an Age of Rapid Growth and Change”, masa perubahan dan pertumbuhan yang sangat cepat. Pada masa ini, si kecil bayi mungil yang tak berdaya mengalami perubahan menjadi bocah lucu yang berjalan dan berlari. Oleh karena itu masa ini juga disebut sebagai masa berkurangnya ketergantungan secara fisik terhadap figur ibunya.

Sejalan dengan berkurangnya ketergantungan fisik kepada ibu, maka pada masa ini juga si kecil mulai membangun kemandiriannya. Jika sebelumnya ia selalu digendong dan dipegangi, maka ketika mulai belajar berjalan tegak dan berlari ia mulai mampu meninggalkan pengawasan bunda. Dan ia suka demikian, sebagai uji coba kemandiriannya. Bukti usaha kemandirian dan pembentukan ke-aku-annya adalah ia mulai gemar bilang TIDAK pada bunda. Ini ujian buat bunda yang selama ini merasa tak pernah ditentang putranya. Tahanlah emosimu ketika ia bilang TIDAAAAAK saat kau ingin mengenakan baju padanya pada saat kau sedang terburu waktu.

Pada saat itu ia sedang uji coba kemampuan dirinya berpendapat sendiri, betapapun sebenarnya ia sama sekali belum mengerti apa makna mandiri. Ibu yang bijak akan mencari jalan agar si kecil tetap melakukan yang seharusnya ia lakukan (misalnya memakai baju) tanpa melukai hati anaknya.

Pada masa emas ini si kecil juga sedang menghadapi berbagai problem adaptasi. Adatasi terhadap makanan-makanan baru, kadang adaptasi terhadap perubahan komposisi keluarga misalnya dengan kelahiran adik.

Ketika sang bunda menghadapi kelahiran bayi berikutnya, seringali bunda lupa bahwa si kakak /abang masih dalam masa sangat butuh perhatian. Karena lelahnya merawat bayi yang baru lahir, tak jarang sang ibu agak mengabaikan si kakak.

Bunda, ingatlah, bukan hanya bunda yang harus menyambut si kecil yang baru lahir, termasuk si kakak atau abang, ayahanda dan semua yang lain. Bundalah yang patut dan mampu mengajarkan makna berbagi kasih sayang pada si kakak saat si adik lahir.

Ahh, berat pasti. Berat nian kewajiban seorang bunda, saat sedang merawat bayi dan memulihkan kesehatan sendiri seorang bunda masih diberi satu lagi beban, mengajarkan si kakak agar sayang pada adik barunya.

Jikapun engkau sibuk dengan si ayi, jangan lupa belai si kakak. Jikapun engkau lelah mengurus tanggung jawab yang baru, jangan lupa tanggung jawab lama-mu (si kakak) masih butuh arahan cintamu.

Sampaikan satu pesan penting dengan berbagai cara: “Meskipun ada adik baru, bunda tetap sayang padamu”. Katakan berulang-ulang bahwa datangnya adik bukan berarti ia dilupakan.

Ada kiat kecil yang mudah-mudahan cukup ampuh untuk menghindarkan tumbuhnya rasa iri dari si kakak terhadap si adik. Ajaklah si kakak sesekali turut membantu bunda mengurus si adik. Katakanlah padanya bahwa dulu ketika ia masih baru lahir bunda-pun mengurusnya seperti bunda mengurus adik, penuh perhatian dan kehati-hatian. Tanamkanlah pengertian padanya betapa adaik bayi yang baru lahir arus diperlakukan dengan lembut karena tubuhnya masih sangat ringkih, bandingkanlah tangan si bayi dengan tangan kakaknya, kakinya dengan kaki kakak dan seterusnya. Ajaklah si kakak melihat foto-foto masa ia sendiri menjadi bayi yang baru lahir.

Dengan ini ada beberapa hal yang engkau ajarkan padanya: (1) Setiap anak mengalami masa sebagai bayi baru lahir yang ringkih dan perlu banyak perhatian. (2) Ia (si kakak) kini sudah lebih besar, tidak lagi perlu digendong dan sebagainya. Ia tak perlu iri terhadap adiknya yang sering digendong bunda, sebab jika adik sering digendong, tetapi adik belum boleh main sepeda seperti kakak. Ini adalah pendidikan untuk mengajarkan pada anak bahwa setiap orang tumbuh dan berkembang dengan tahapannya masing-masing. Perhatian yang lebih besar dibutuhkan bagi yang lebih lemah, sedangkan yang sudah lebih besar berarti mendapatkan kesenangan lain. (3) Dengan kedatangan adik baru si kakak dapat bekerja sama membantu bunda mengurusnya, ajarkan slogan : “we’re a team” (kita satu tim). Adik baru adalah anggota baru, bukan saingan.

Bunda, alangkah indahnya hati penuh cinta yang dilandasi cinta pada Allah SWT.

Pemilik hati penuh cinta sadar bahwa membagi cinta tidak membuat kita kehabisan cinta.

Pemilik hati penuh cinta tahu betul bahwa bertambahnya jumlah makhluk yang ia cintai tidak berarti berkurangnya jatah cinta bagi yag sebelumnya sudah ia cintai.

Itulah hati seorang ibu yang Ikhlas. Sikap, pendapat, dan tingkah lakunya boleh jadi sesekali salah, namun cintanya yang tulus untuk anaknya, dilandasi ke-ikhlas-an cintanya pada Allah akan membuatnya sanggup membagi cinta.

Jika seorang bunda sanggup mendidik putra-putrinya berbagi cinta, maka ia adalah seorang yang paling berharga. Sebab Yang Maha Rahman dan Maha Rahim Memberikan kasih sayangNya bagi segenap makhluk. Bunda yang mengajarkan berbagi cinta adalah pahlawan dunia. Para pahlawan yang telah mencetak manusia-manusia baru yang bukan saja tidak menyusahkan masyarakat, namun juga Insya Allah menjadi para Problem Solver di tengah masyarakat.

Putra-putri yang sadar dirinya dicintai seorang bunda, akan menjadi putra-putri yang tumbuh optimal Insya Allah.

Semua pengetahuan tentang masa emas ini hendaknya membuat kita sebagai pengemban amanah Allah atas dirinya menjadi sadar apa seharusnya kita lakukan dan apa yang akan kita hadapi pada masa-masa perkembangan buah hati kita.

Semoga semua bunda berhasil mengawal setiap putra-putrinya ke gerbang ke-ridho-an Allah.

(San 30032009)