Awas Kristenisasi

Dibalik kasus HKBB menunjukkan kepada kita bahwa pihak missionaris zending sedang berusaha keras untuk memurtadkan umat Islam. Terlepas apakah kerusuhan tersebut sengaja dirancang atau tidak. Majalah crescent internasional pernah merilis, kaum salibis menargetkan bahwa dalam tempo 50 tahun populasi umat kristen di Indonesia harus sama dengan populasi umat Islam.

Program kristenisasi memang sudah diatur di seluruh dunia, terutama di negri-negri Muslim. Menurut catatan sejarah, awal mula kristenisasi di Indonesia adalah di mulai ketika bangsa Portugis dan Belanda melakukan ekspedisi ke tanah air yang dikenal dengan missi triplle misions (Gold: kekayaan, Glory: kekuasaan, Gospel: penyebaran agama kristen).

Sampai sekarang kristenisasi terus berlanjut, berbagai cara ditempuh, dari pendirian sekolah-sekolah kristen hingga pendirian gereja-gereja liar tanpa ijin. Akal bulus pun tak segan-segan dikeluarkan, sebagai contoh: pendeta menyamar ustadz, wanita kristen yang menyamar menggunakan jilbab menghadiri perayaan natal supaya mendapat simpati dari khalayak bahwa mereka mencintai semua golongan. Begitu pula dengan penerbitan buku-buku dan selebaran yang memakai label Islam namun menjelekkan dan menghina Islam. Itu semua adalah contoh-contoh jurus picik missionaris.

Tujuan alternatif mereka ialah apabila umat Islam enggan masuk kristen, paling tidak agar umat Islam menjauhi ajarannya (syariahnya). Dilakukan dengan cara mencekoki umat Islam dengan pemikiran-pemikiran sekulerisme. Baik di bidang politik, sosial, maupun budaya. Kasus-kasus seperti perayaan tahun baru, perayaan hari valentine, munculnya berbagai macam fashion busana yang jauh dari kesan busana menutup aurat adalah cerminan dari ajaran sekuler yang jauh dari ajaran Islam. Bagitu pula dengan persamaan gender, nasionalisme, demokrasi, pluralisme dll.

Jalur Kritenisasi

Setidaknya ada beberapa jalur yang di tempuh kaum misssionaris. Diantaranya adalah: Pertama, melalui jalur sosial, diwujudkan dengan pendirian rumah sakit, pendirian sekolah kristen, panti sosial, lembaga-lembaga penelitian, dll.

Kedua, melalui jalur ekonomi, ini yang menjadi senjata andalan mereka. Penampakannya adalah dibukanya pasar murah kristen, pembagian sembako, bantuan SPP anak sekolah, dll.

Ketiga, melalui jalur perkawinan silang. Muslimah dengan lelaki kristen atau sebaliknya. Kasus pemurtadan dengan jalur ini juga sering dialami oleh umat Islam.

Keempat, melalui jalur “face to face” mendatangi orang secara langsung atau datang kerumah-rumah. Biasanya hal ini berhasil dengan memberikan iming-iming materi, pekerjaan, dll.

Target Kristenisasi

Sebagian besar kaum muslim yang berhasil dikristenkan adalah orang Islam yang memang imannya masih lemah, kalau boleh menyebutkan biasa di sebut “Islam abangan” dan apalagi dalam kondisi ekonomi yang sedang kesulitan. Jika diamati, hal ini berbeda dengan kasus Orang Kristen yang masuk ke agama Islam, sebagian diantaranya adalah oraang kristen yang justru kekristenennya cukup kental, terbukti banyaknya para pendeta yang menjadi mu’allaf.

Banyak kasus, sebelumnya missionaris tidak menampakkan bahwa mereka ingin mengajak target untuk memeluk agama kristen, namun lama kelamaan setelah interaksinya semakin sering, mereka pun mengungkapkan keinginannya untuk membujuk target supaya murtad dari Islam.

Motif Kristenisasi

Seorang pendeta pernah mengatakan: “Jangan biarkan umat Islam kembali Al-Qur’an, kalau sampai itu terjadi, maka mereka gajah dan kita adalah semut”. Mungkin maksudnya adalah bila umat Islam kembali mengamalkan Al-Qur’an secara kaffah, Islam akan menjadi sangat besar dan kuat seperti gajah, dan mereka menjadi lemah dan kecil seperti semut.

Kardinal Lavie Garry juga menuturkan, “Tanpa diragukan lagi, agama yang paling kuat dan tidak bisa ditaklukkan adalah agama Islam. Oleh karena itu para misionaris berharap agar seluruh kaum muslim menjadi Kristen. Meskipun para misionaris juga menyebarkan ajaran mereka di kalangan Budha dan Hindu, namun tujuan asli mereka adalah kaum muslim.”(majalah al-wa’ie, 2004)

Oleh karena itu, selain mereka menyebarkan agamanya, kaum salibis juga memiliki motif ideologis yakni agar Islam tidak kembali bangkit, yakni dengan mengamalkan syariah Islam secara menyeluruh. Karena dengan itu Islam akan kembali kuat dan stidak bisa di taklukkan. Hal ini diperjelas dengan ungkapan pendeta Simon bahwa missionaris adalah faktor penting sebagai penghancur kekuatan persatuan Umat Islam.

Menurut catatan sejarah, mereka juga berada dibalik pembatalan piagam jakarta tahun 1945 serta sidang konstituante Tahun 1957.mengenai penolakan kaum kristen terhadap usulan yang menjadikan Islam sebagai ideologi negara.

Hal ini seabagaimana firman Allah swt: “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”.(QS. Al-Baqarah: 120).

Gencarkan Dakwah

Permasalahan kristenisasi merupakan perkara yang harus mendapat perhatian serius dari umat Islam. Dalam Islam, bagi orang yang mengganti agamanya alias murtad harus mendapat hukuman mati apabila tidak mau kembali kepada Islam setelah dinasehati. Hal itu dilakukan untuk menjaga akidah umat. Namun seperti diketahui bersama, dalam sistem sekulerisme seperti ini, orang bebas masuk keluar agamanya.

Karena itu, Dakwah harus lebih digencarkan, perkokoh akidah umat, jangan sampai umat memeluk Islam hanya berdasar agama warisan orang tua atau ikut-ikutan, biasanya seperti ini imannya pun sangat lemah. Mudah goyah dan gampang sekali imannya berbalik arah.

Masyarakat harus memeluk Islam bukan hanya berdasar iman warisan, namun benar-benar atas kesadaran sendiri. Untuk membantu masyarakat, uslubnya bisa bermacam-macam, bisa dengan mengadakan daurah keislaman, pengajian umum, khutbah jum’at, menerbitkan selebaran, menulis di internet, dll. Mungkin apabila ada sedikit materi, perlu juga memberikan bantuan secara ekonomi, namun itu nomor yang kesekian kalinya, sebab jika iman kuat maka keyakinan tak akan goyah meskipun mendapat iming-iming sembako, dan yang lainnya. Umat Islam hanya wajib mendakwahkan, sedangkan hidayah sepenuhnya ditangan Allah.

Umat mesti diajak untuk memeluk Islam secara kaffah, konsekwensi memeluk akidah Islam adalah menjadikan Islam sebagai standar berfikir dan standar berperilaku. Akidah Islam memancarkan aturan-aturan yang berupa syariah Islam baik sektor pribadi, keluarga, maupun negara, solusi untuk memecahkan segala problematika yang ada, termasuk diantaranya kristenisasi.

Jelaslah bahwa satu-satunya agama yang diridhai oleh Allah hanya Islam. “Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiadaberselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.” (QS.Ali Imran:19)

Dan orang yang memilih agama selain Islam hanyalah akan merugi kelak.“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali Imran:85)

Wallahu a’lam bi ash-shawab.

Ali Mustofa Akbar, Ketua Riski (Remaja Islam Ngruki), Website: mustofa.web.id, Saran/kritik: HP. 085728670098/ E-mail. [email protected]